Seri Monolog Di Tepi Sejarah, Melihat Sudut Pandang Baru di Sejarah Indonesia

Seri Monolog Di Tepi Sejarah, Melihat Sudut Pandang Baru di Sejarah Indonesia

Tia Agnes - detikHot
Senin, 20 Sep 2021 17:04 WIB
Seri Monolog Di Tepi Sejarah
Seri monolog Di Tepi Sejarah ditayangkan di kanal Indonesiana Foto: Titimangsa Foundation

Empat Monolog, Empat Sosok Sejarah

Seri monolog Di Tepi Sejarah menghadirkan empat cerita dari empat tokoh sejarah yang tak diketahui publik. Monolog Nusa yang Hilang menceritakan tentang perempuan Skotlandia yang tumbuh besar di Amerika Serikat, Muriel Stuart Walker (Chelsea Islan), pergi ke Bali dan jatuh cinta dengan Indonesia.

Ketika tinggal di Pulau Dewata, ia tinggal bersama keluarga dan berganti nama menjadi Ketut Tantri. Bukan tentang keindahan Bali, tapi Ketut Tantri terlibat jaringan gerakan bawah tanah, ditangkap, dan dijebloskan ke penjara.

Seri Monolog Di Tepi SejarahSeri Monolog Di Tepi Sejarah Foto: Titimangsa Foundation

Setelah Jepang menyerah, Ketut Tantri bergabung dengan para pejuang di Surabaya. Ia menjadi penyiar radio gerilya Barisan Pemberontak dengan siaran-siaran propaganda berbahasa Inggris.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Monolog Radio Ibu tentang Riwu Ga (diperankan Arswendy Bening Swara), pria tua yang berasal dari Sabu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Riwu Ga bertemu dengan keluarga Bung Karno semasa presiden pertama Indonesia diasingkan di Ende.

Ia menjadi pelayan, pengawal, sahabat dekat sampai anak angkat dari Bung Karno dan Bu Inggit. Masa tuanya dihabiskan dengan mendengarkan radio peninggalan Bu Inggit.

ADVERTISEMENT

Monolog Sepinya Sepi mengangkat cerita tentang perempuan tua Tionghoa bernama The Sin Nio (diperankan Laura Basuki) yang terjun ke medan perang menjadi prajurit. Ia mengganti identitasnya sebagai laki-laki dan memakai nama Moechamad Moechsin.

Monolog terakhir Amir, Akhir Sebuah Syair tentang Amir Hamzah (Chicco Jerikho) yang hidup di masa revolusi sosial di Indonesia. Di akhir hidupnya, ia dipancung oleh seorang algojo bernama Ijang Widjaja, yang merupakan guru silat Amir di masa kanak-kanak.

Ijang dipenjara akibat keterlibatannya sebagai algojo. Tapi ia dibebaskan setelah menjalani beberapa tahun hukuman dan menjadi gila lantaran tak mampu menanggung rasa bersalah yang terus menghantuinya. Pementasan ini bisa diakses melalui Kanal Indonesiana.



Simak Video "Pentas Teater 'Ariyah dari Jembatan Ancol' Sukses Pukau Penonton"
[Gambas:Video 20detik]

(tia/pus)

Hide Ads