Inspiratif! Pemuda Banyumas Bikin Sketsa Wajah Tokoh Nasional dari Sampah

Inspiratif! Pemuda Banyumas Bikin Sketsa Wajah Tokoh Nasional dari Sampah

Arbi Anugrah - detikHot
Sabtu, 22 Agu 2020 08:22 WIB
Sampah daun jadi seni sketsa wajah
Foto: Sampah daun jadi seni sketsa wajah (foto: Arbi Anugrah/detikcom)
Banyumas -

Berawal dari banyaknya sampah organik seperti dedaunan, sampah plastik serta kaset yang tidak terpakai, seorang pemuda Banyumas, Jawa Tengah, terinspirasi untuk menciptakan karya sketsa wajah tokoh nasional dan tokoh asli Banyumas.

Dia adalah Suko Aminanto (23) atau biasa dipanggil Ucok. Seorang warga Desa Cikidang, Kecamatan Cilongok, yang bersama rekannya Narco Icuk (33) membuat sebuah galeri dengan memanfaatkan home stay Griya Sadewo yang berada di Desa Windujaya, Kecamatan Kedungbanteng.

Menurut Suko, ide membuat sketsa dari dedaunan serta sampah plastik itu sudah muncul saat dirinya masih menjalani kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Purwokerto. Saat itu dirinya melihat banyak sampah daun yang berserakan di halaman kampusnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya kuliah di salah satu PTN di Fisip, di kampus banyak pohon-pohon kayak Ketapang. Pas berangkat dan pulang dari kampus hanya berserakan daun kering. Lalu muncul ide kenapa tidak dibuat lagi ke barang lain yang mempunyai nilai jual. Lalu dibikin ke bentuk lukisan," kata Suko di Griya Usang Desa Windujaya, Jumat (21/8/2020).

Saat dipasarkan melalui media sosial, ternyata peminatnya sangat banyak. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk mengembangkan idenya membuat sketsa wajah selain dari daun jati, dirinya juga menggunakan sampah plastik dan pita kaset.

ADVERTISEMENT

Sampah daun jadi seni sketsa wajahSampah daun jadi seni sketsa wajah Foto: Sampah daun jadi seni sketsa wajah (foto: Arbi Anugrah/detikcom)

"Terus sekarang nyoba lagi dari daun jati, tapi kita ambil yang sudah kering terus kita potong-potong, lukis-lukis gitu terus dimasukkan pigura. Lalu coba dipasarkan, sekarang berkembang, akhirnya kepikiran lagi kenapa tidak coba yang lain, lalu ada ide dari sampah plastik, terus ada lagi dari pita kaset," ujarnya.

Karya yang sudah dihasilkan oleh Suko di antaranya sketsa wajah Presiden Indonesia Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Ada juga sketsa wajah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Tokoh asli Banyumas seperti pelawak Darto Helm, Indro Warkop, atlet Purnomo Muhammad Yudhi, Tantowi Ahmad, Menteri Agama saat kabinet Dwikora Saefudin Zuhri pun tak luput dijadikan karya.

Meski menarik, ada sedikit yang dirasakan dalam pembuatan seketsa wajah dari daun jati ini. Di antaranya pada proses transfer foto ke line art hitam putih. Kemudian tekstur daun jati kering yang sangat rapuh sehingga mudah patah.

"Untuk prosesnya dari foto transfer ke line art hitam putih, paling kesulitannya transfer fotonya ke model hitam putih. Terus juga daun jati mempunyai tekstur kering dan mudah patah, jadi untuk proses pemotongan harus hati hati," jelasnya.

"Proses pembuatan relatif, untuk yang daun proses hingga desainnya memakan waktu sekitar 3-4 jam," ujarnya.

Dia menjelaskan untuk pemasaran sendiri dirinya biasa menggunakan media sosial dan marketplace dengan dua ukuran dan harga yang berbeda. Diantaranya ukuran 20x30 centimeter dihargai Rp 90 ribu dan ukuran 30x40 centimeter dibandrol harga Rp 130 ribu.

"Paling jauh pernah kirim ke Medan, Bengkulu, Padang, Surabaya," ucapnya.

Bersama rekannya, Narco Icuk warga Desa Windujaya yang juga pengelolaan Griya Sadewo melihat banyaknya masyarakat sekitar yang anak-anak mengalami putus sekolah. Dengan kemampuan membuat sketsa yang dimiliki oleh Suko akhirnya mereka mendirikan galeri usang di home stay tersebut.

Selain memamerkan hasil karya sketsa dari Suko. Mereka juga membuka pelatihan secara gratis kepada masyarakat sekitar agar mempunyai kemampuan memanfaatkan sampah menjadi barang bernilai jual.

"Awalnya home stay namanya Griya Sadewo di 2017, dan terbentuk menjadi PKBM (pusat kegiatan belajar masyarakat) karena keprihatinan untuk masyarakat, dan sekarang kita juga punya galeri usang bekerjasama dengan Griya Sadewo untuk pengembangan soft skill untuk masyarakat bahwa sampah itu bisa bernilai jual, terinspirasi dari mas ucok," kata Narco.

"Kita juga menerima pelatihan untuk masyarakat, untuk kegiatan belajar masyarakat sekitar seperti paket A paket B dan paket C," ucapnya.

Selain mengajarkan kemampuan membuat seketsa dan pelatihan-pelatihan. Saat ini pihaknya juga tengah membuat proyek sketsa wajah orang-orang yang pernah mengembangkan dan mengenalkan Banyumas di mata Nasional maupun Internasional.

Sampah daun jadi seni sketsa wajahSampah daun jadi seni sketsa wajah Foto: Sampah daun jadi seni sketsa wajah (foto: Arbi Anugrah/detikcom)

"Lukisan sampah ini kita sedang ada projek untuk sekitar 80 lukisan, itu semuanya orang orang yang mengembangkan dan mengenalkan Banyumas di mata nasional dan Internasional. Jadi untuk tahap pertama kita baru ada 20 koleksi dan selanjutnya kita akan buat semuanya sampai tuntas," jelasnya.

Selain galeri lukis, ke depannya dari galeri ini pihaknya ingin membuat galeri lagi khusus untuk membuat karya batik Banyumasan. Hal tersebut dilakukan untuk kegiatan kegiatan bagi masyarakat serta wisata edukasi.

Anggit Pamungkas, salah satu pengunjung galeri usang mengatakan jika dirinya mengetahui karya sketsa wajah dari daun jati tersebut dari media sosial. Dirinya tertarik untuk datang dan memesan foto dirinya agar dibuatkan sketsa.

"Kebetulan saat lihat di Instagram dan ada akun dimana ada kerajinan sketsa wajah dan saya sangat tertarik sekali. Kebetulan selama ini saya mencari kerajinan yang seperti itu, lalu saya coba hubungi dan diarahkan untuk langsung datang ke galerinya. Alhamdulillah harganya murah dan modelnya bagus dan jadinya juga tidak terlalu lama," kata Anggit.

Dia mengatakan jika selama ini dirinya belum pernah menemukan lukisan dari daun jati. Dia berfikir jika daun jati tidak bisa di gunakan apa apa, namun ternyata bisa dijadikan seketsa atau lukisan yang sangat menarik.

"Menariknya meskipun dari daun tapi sangat identik sekali, bahkan melebihi lukisan pada umumnya. Artinya lukisan ini mempunyai nilai seni yang sangat tinggi sekali bagi saya," ujarnya.


Hide Ads