Dia menjelaskan untuk pemasaran sendiri dirinya biasa menggunakan media sosial dan marketplace dengan dua ukuran dan harga yang berbeda. Diantaranya ukuran 20x30 centimeter dihargai Rp 90 ribu dan ukuran 30x40 centimeter dibandrol harga Rp 130 ribu.
"Paling jauh pernah kirim ke Medan, Bengkulu, Padang, Surabaya," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bersama rekannya, Narco Icuk warga Desa Windujaya yang juga pengelolaan Griya Sadewo melihat banyaknya masyarakat sekitar yang anak-anak mengalami putus sekolah. Dengan kemampuan membuat sketsa yang dimiliki oleh Suko akhirnya mereka mendirikan galeri usang di home stay tersebut.
Selain memamerkan hasil karya sketsa dari Suko. Mereka juga membuka pelatihan secara gratis kepada masyarakat sekitar agar mempunyai kemampuan memanfaatkan sampah menjadi barang bernilai jual.
"Awalnya home stay namanya Griya Sadewo di 2017, dan terbentuk menjadi PKBM (pusat kegiatan belajar masyarakat) karena keprihatinan untuk masyarakat, dan sekarang kita juga punya galeri usang bekerjasama dengan Griya Sadewo untuk pengembangan soft skill untuk masyarakat bahwa sampah itu bisa bernilai jual, terinspirasi dari mas ucok," kata Narco.
"Kita juga menerima pelatihan untuk masyarakat, untuk kegiatan belajar masyarakat sekitar seperti paket A paket B dan paket C," ucapnya.
Selain mengajarkan kemampuan membuat seketsa dan pelatihan-pelatihan. Saat ini pihaknya juga tengah membuat proyek sketsa wajah orang-orang yang pernah mengembangkan dan mengenalkan Banyumas di mata Nasional maupun Internasional.
![]() |
"Lukisan sampah ini kita sedang ada projek untuk sekitar 80 lukisan, itu semuanya orang orang yang mengembangkan dan mengenalkan Banyumas di mata nasional dan Internasional. Jadi untuk tahap pertama kita baru ada 20 koleksi dan selanjutnya kita akan buat semuanya sampai tuntas," jelasnya.
Selain galeri lukis, ke depannya dari galeri ini pihaknya ingin membuat galeri lagi khusus untuk membuat karya batik Banyumasan. Hal tersebut dilakukan untuk kegiatan kegiatan bagi masyarakat serta wisata edukasi.
Anggit Pamungkas, salah satu pengunjung galeri usang mengatakan jika dirinya mengetahui karya sketsa wajah dari daun jati tersebut dari media sosial. Dirinya tertarik untuk datang dan memesan foto dirinya agar dibuatkan sketsa.
"Kebetulan saat lihat di Instagram dan ada akun dimana ada kerajinan sketsa wajah dan saya sangat tertarik sekali. Kebetulan selama ini saya mencari kerajinan yang seperti itu, lalu saya coba hubungi dan diarahkan untuk langsung datang ke galerinya. Alhamdulillah harganya murah dan modelnya bagus dan jadinya juga tidak terlalu lama," kata Anggit.
Dia mengatakan jika selama ini dirinya belum pernah menemukan lukisan dari daun jati. Dia berfikir jika daun jati tidak bisa di gunakan apa apa, namun ternyata bisa dijadikan seketsa atau lukisan yang sangat menarik.
"Menariknya meskipun dari daun tapi sangat identik sekali, bahkan melebihi lukisan pada umumnya. Artinya lukisan ini mempunyai nilai seni yang sangat tinggi sekali bagi saya," ujarnya.
(aay/aay)