Spotlight

Eksklusif! Ngobrol Bareng Kim Sae Byoul, Pembersih Trauma Asal Korea

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 04 Jan 2022 15:23 WIB
Kim Sae Byoul dikenal sebagai pembersih jasa trauma sekaligus penulis buku Things Left Behind. Foto: dok. YouTube biohazard newstar kim
Jakarta -

Drama Korea Move to Heaven mendunia karena ceritanya yang unik dan tak biasa ketimbang lainnya. Saat tayang pada 14 Mei 2021 di jaringan streaming Netflix, Move to Heaven menjadi drakor terpopuler dan melesat kisah di balik jasa profesi pembersih trauma asal Korea Selatan.

Di balik itu semua, tanpa disadari ada sosok pria bernama Kim Sae Byoul. Dia adalah pendiri perusahaan BioHazard yang membersihkan barang-barang peninggalan orang yang meninggal dunia.

Jasanya disebut dengan pembersih trauma karena membersihkan barang-barang yang ditinggalkan para mendiang adalah hal yang tak biasa di negara Asia. Akhir bulan lalu, buku Things Left Behind terjemahan bahasa Indonesia yang ditulisnya bersama Jeon Ae Won diterbitkan Gramedia Pustaka Utama (GPU) di Indonesia.

Kali ini, spotlight culture detikcom bakal membahas tentang Kim Sae Byoul dan sepak terjangnya sebagai pembersih trauma. Serta berbicara tentang makna kematian yang dibaliknya.

Sebelum bukunya rilis di Indonesia, detikcom mengirimkan surel kepada agen Kim Sae Byoul melalui penerbit untuk berbincang dengannya. Kim Sae Byoul yang menjelaskan sebelum menjadi seorang pembersih trauma sudah menjadi pengurus di pemakaman.

Sejak kecil, ia sudah tertarik dengan bidang pemakaman. "Ketika saya melihat seorang pengurus makam yang membantu saya di pemakaman teman saya saat kecil, saya memutuskan untuk menjadi 'guru pemakaman' dan bekerja dengan profesi tersebut selama hampir 10 tahun," ucapnya kepada detikcom.

Saat itu, atas pemintaan mendiang keluarga, Kim Sae Byoul mencoba untuk menuliskan hal yang dirasakan ketika membersihkan rumahnya.

"Saya menulis apa yang saya rasakan saat membersihkan rumah mendiang almarhum dalam bentuk buku harian di blog dan seseorang melihatnya lalu menghubungi saya," tuturnya.

Ketika orang tuanya meninggal, dia mengaku tidak bisa membersihkan barang peninggalannya.

"Orang tua saya meninggal dan saya sangat sedih hingga saya tidak bisa membersihkan barang-barang peninggalan orang tua saya, oleh karena itu saya bertanya apakah saya bisa membantu Anda. Saya pun berpikir untuk menjadi trauma cleaner," sambungnya.

Setelah bertahun-tahun bekerja sebagai pembersih trauma, dia menerima telepon dari penerbit di Korea untuk menerbitkan sebuah buku. Gayung bersambut, tawaran itu pun diterimanya.

Dia mengatakan ada satu alasan untuk menerima. "Saya memikirkan kematian lagi. Cerita dan makna yang berbeda di semua tempat," ungkapnya.

Dia pun melanjutkan, "Saya berpikir bagaimana kalau saya menyampaikan cerita-cerita itu untuk orang-orang yang hidup tanpa memikirkan kematian. Saya menulis buku ini dengan harapan banyak orang yang hidup hari ini akan memikirkan kembali kehidupan mereka."

Bagaimana cerita Kim Sae Byoul tentang makna kematian dan kehidupan baginya?

Baca artikel selanjutnya ya!



Simak Video "Video K-Talk: Salam Spesial Buat MY Indonesia dari aespa"

(tia/dal)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork