Kronologi Versi Andi Bachtiar, Dorong Kru Perempuan Bukan Tampar

ADVERTISEMENT

Kronologi Versi Andi Bachtiar, Dorong Kru Perempuan Bukan Tampar

Tim detikcom - detikHot
Jumat, 02 Sep 2022 10:09 WIB
Jakarta -

Andi Bachtiar Yusuf menceritakan proses syuting berujung pada kejadian yang akhirnya membuat dirinya merasa sangat dipojokkan. Andi Bachtiar mengaku sudah meminta maaf kepada ayah kru perempuan yang dia sebut hanya didorong.

Pria yang sering disebut sutradara terganteng menjelaskan proyek series yang dia kerjakan saat itu membuatnya sangat antusias. Series yang diproduksi itu diadaptasi dari film yang pernah dibuat Hanung Bramantyo.

Andi Bachtiar terlebih dulu flashback bagaimana dirinya ingin membuat karya yang menceritakan masa-masa SMA. Sampai akhirnya 2,5 tahun lalu Robert Ronny dari Paragon Pictures memintanya untuk jadi sutradara series Catatan Akhir Sekolah yang membuatnya antusias.

"Kami mengalami banyak hal dalam persiapan, hal-hal yang sering terjadi di sebuah produksi. Persiapan yang praktis pas2an sampai tentu saja naskah (yang ditulis oleh Utiuts dkk) harus dipangkas tuntas demi bisa diproduksi dalam segala keterbatasan," tulis Andi Bachtiar dalam ungahannya, Jumat (2/9/2022).

Andi Bachtiar mengenang masa-masa SMA dengan segala tingkah laku remaja pada usia tersebut. Produksi series diceritakan Andi Bachtiar berjalan lancar.

"Produksi berjalan selayaknya produksi kecil lainnya, kecuali ketiadaan Line Producer (Pimpro) sepanjang produksi semua berjalan sebagaimana mestinya. Kami sama sekali tidak pernah hutang scene dan selalu menuntaskan tugas dengan baik. Sampai kemudian terjadilah situasi yang seharusnya bisa diantisipasi di masa persiapan produksi," tulisnya.

"Suatu hari kami merasa kekurangan figuran dan saya merasa permintaan akan jumlah serta seperti apa pakaian mereka sudah terdata setidaknya H-2 sebelum produksi. Saya pernah memaksakan shooting dengan jumlah figuran terbatas, hasilnya buruk dan tentu saja nama saya ada dalam tekanan dan catatan," tutur Andi Bachtiar.

Oleh karena itu, sebelum kejadian yang dia mengakui mendorong kru, Andi Bachtiar memaksa untuk menggenapi jumlah figuran sesuai kesepakatan. Di situlah dia mengalami rasa kesal yang memuncak.

"Makanya saya memaksa untuk menggenapi jumlah sesuai dengan kesepakatan. Saya kesal dan memaksa talent coordinator (sebut saja "kru") utk melengkapi jumlah, saya dorong agar menjauh karena saya sangat kesal. Sebagai orang yang percaya bahwa kekerasan sebaiknya hanya terjadi di film aksi, saya yakin betul bahwa adalah DORONGAN yang saya lakukan, bukan TAMPARAN," aku Andi Bachtiar.

"Kami kemudian melanjutkan pekerjaan, sempat menari di area panggung pensi berslamdancing, moshpitting serta tentu saja membentuk circle of death seperti di masa2 lalu saya sungguh bahagia, masa remaja seperti datang kembali... memori dan kehidupan tanpa beban," lanjutnya.

Setelah kejadian itu Andi Bachtiar mengaku didatangi ayah dari kru tersebut. Ayah dari kru tersebut mendatanginya tak terima anak perempuannya didorong.

Andi Bachtiar mengaku sudah minta maaf kepada ayah kru yang saat itu bertugas sebagai talent coordinator.

"Saya ingat betul saat itu selain tentu menyampaikan maaf, saya juga bilang bahwa "Mungkin dorongan saya terlalu keras, saya minta maaf," si bapak tampaknya tidak terima, ia bilang ia tak pernah memarahi anaknya dan saya tentu sudah punya anak. Saya ingat saya jawab "Iya memang pak, saya punya 2 anak perempuan dan sayapun tak ingin ada kekerasan dalam hidup dia"," tuturnya.

"Tampaknya si bapak kurang puas dan terus memaksa saya untuk tetap berbicara dengan sementara saya pikir hari sudah semakin siang dan pekerjaan harus dituntaskan. Ia menarik saya dan--dengan segala hormat--pada sang bapak--saya mengabaikan dan memilih untuk kembali memaksa tim saya untuk kembali bekerja," aku Andi Bachtiar.

Sampai akhirnya unggahan media sosial yang viral membuatnya merasa terpojok. Andi Bachtiar mengaku hanya bisa menjadi sasaran tembak ketika dirinya sudah menyelesaikan proses produksi pada 29 Agustus.

"Lalu ketika sebuah post di media sosial memaksa saya berdiri di pojok menjadi sasaran tembak sayapun percaya bahwa industri ada di belakang saya, apalagi Eksekutif Produser adalah kawan baik saya," cerita Andi Bachtiar.

(pus/Dep)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT