Di penghujung tahun, ada dua agenda besar di dunia perbukuan Indonesia yang tak boleh dilewatkan oleh pencinta buku. Ada Indonesia International Book Fair (IIBF) 2022 dan Kongres Dunia Asosiasi Penerbit Internasional atau International Publishers Association (IPA) World Congress yang ke-33.
Jakarta pun dipilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan di kongres dua tahunan terbesar di dunia tersebut.
Ketua Umum IKAPI, Arys Hilman Nugraha, menuturkan IIBF tahun ini adalah event yang strategis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jakarta Siap Jadi Kota Buku Dunia |
"Nantinya ada 60 negara yang akan datang ke Indonesia untuk dibawa juga ke IIBF dan mengikuti IPA World Congress selama dua hari di Hotel Fairmont," ungkap Arys Hilman saat menyambangi kantor detikcom, kawasan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Selama satu dekade terakhir, mata dunia internasional sedang menyorot ke Indonesia. Indonesia sukses menjadi guest of honour di ajang Frankfurt Book Fair (FBF) dan market focus di London Book Fair.
"Ini menjadi momentum dunia perbukuan tahun ini, kami harapkan penyelenggaraan tahun ini menjadi momen bagi dunia perbukuan Indonesia dan mancanegara, apapun produk bukunya dan seharusnya menjadi perhatian dunia internasional," kata Arys.
Tim di balik IPA World Congress yang bakal digelar pada 10-11 November 2022 sejak dua bulan yang lalu sudah membuka pendaftaran bagi peserta yang berpartisipasi. Sejumlah negara pun sudah memastikan bakal hadir.
Negara yang berpartisipasi di antaranya adalah Amerika Serikat, Turki, Malaysia, Australia, Jepang, India, dan Inggris.
"Satu hal yang kami tekankan, IPA World Congress konsentrasi soal freedom to publish tapi juga diversity, sistem penerjemahan antar negara untuk mengurangi hegemoni buku bahasa Inggris ke bahasa lainnya," tuturnya.
"Kita berharap Jakarta sebagai tuan rumah IPA World Congress jadi momentum yang tepat di dunia perbukuan Indonesia," tukasnya.
Baca juga: 4 Wajah Baru Taman Ismail Marzuki |
(tia/mau)