7 Kontroversi Nobel Sastra: Skandal Pelecehan Seksual hingga Isu Genosida

7 Kontroversi Nobel Sastra: Skandal Pelecehan Seksual hingga Isu Genosida

Tia Agnes Astuti - detikHot
Rabu, 05 Okt 2022 08:35 WIB
Nobel Sastra 2017
Foto: Reuters
Jakarta -

Penyelenggaraan Nobel Sastra kerap menuai kontroversi ketimbang kategori lainnya. Sejak kemunculan Hadiah Nobel 120 tahun yang lalu, penghargaan tertinggi di dunia ini memberikan penghormatan kepada Alfred Bernhard Nobel, si penemu dinamit.

Dalam surat wasiatnya, karena rasa bersalah akan penemuan mutakhir dinamit itu, dia ingin hartanya dibagikan kepada sosok-sosok yang berjasa. Melalui Akademi Swedia, penghargaan bernama Hadiah Nobel itu diselenggarakan setiap tahun.

Kali ini, Nobel Sastra 2022 bakal diumumkan siaran langsung di situs nobelprize.org pada Kamis (6/10) pukul 13.00 waktu Stockholm atau 18.00 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 7 kontroversi Nobel Sastra yang menyelimuti setiap penyelenggaraannya, seperti dirangkum detikcom:

1. Skandal Pelecehan Seksual

Pada 2017, ketika gerakan #MeToo berkumandang di seluruh dunia, tubuh Akademi Swedia goyang akibat skandal pelecehan seksual. Suami dari salah satu anggota Akademi Swedia, Katarina Frostenson, yang bernama Jean-Claude Arnault, terbukti melakukan pelecehan seksual kepada 18 perempuan di Swedia dan Prancis.

ADVERTISEMENT

Jean-Claude Arnault dikenal sebagai tokoh budaya Swedia dan seorang fotografer. Akibatnya, Nobel Sastra 2018 ditiadakan. Peristiwa itu pertama kalinya terjadi sejak 1943 saat perang berkecamuk di dunia.

2. Nama Nominasi Bocor

Para nominator Hadiah Nobel sebenarnya sudah mulai dirumuskan sejak Februari atau awal tahun, di setiap penyelenggaraan. Namun gara-gara skandal pelecehan seksual itu, Jean-Claude Arnault juga diketahui membocorkan nama-nama para nominator ke berbagai situs lelang.

Dia membocorkannya demi mendapatkan keuntungan atau imbalan uang. Jean-Claude Arnault juga diketahui membocorkan 7 nama pemenang.

3. Kontroversi Bob Dylan

Ketika musisi Bob Dylan menerima Nobel Sastra 2016, publik merespons dengan pro dan kontra. Musisi yang juga dikenal sebagai penulis lagu itu diketahui bukan berprofesi sebagai seorang sastrawan. Golongan yang kontra menganggap lirik lagu bukanlah karya sastra tinggi yang dihargai dunia.

Tak hanya kontroversi nama Bob Dylan yang menang saja, namun saat ia memberikan pidato di Stockholm, naskahnya dinilai plagiat dari SparkNotes atau situs yang mengkaji soal sastra.

(Baca 4 kontroversi lainnya dari Nobel Sastra di halaman berikutnya)

4. Dianggap Eurosentris

Salah satu isu yang selalu muncul setiap tahunnya adalah peraih Nobel Sastra kerap dianggap Eurosentris atau fokus pada sastrawan Eropa. Pada 2009, Sekretas Permanen Akademi Swedia Peter Englund juga menuduh pihak Akademi yang terlalu Eurosentris dalam memilih pemenang.

"Menjadi warga Eropa akan membuat Anda mudah meraih nobel. Ini adalah sebuah bias psikologis yang harus kita waspadai. Bukan ini yang kita kehendaki," kata Englund

5. Muncul Tandingan

Kisruh Nobel Sastra memunculkan New Academy sebagai tandingan. New Academy dibuat oleh sekelompok penulis asal Swedia dan mereka telah membuat daftar panjang untuk Nobel Sastra 2018 yang ditunda pengumumannya. Nominasi yang dimunculkan mereka adalah penulis yang mampu menceritakan kisah 'manusia di dunia' dengan detail dan berkualitas.

6. Isu Genosida

Peter Handke menjadi peraih Nobel Sastra 2019. Kemenangannya memicu kontroversi publik karena sosoknya dikenal mendukung genosida. Akibatnya, Perdana Menteri Albania Edi Rama, Presiden Kosovo, Salman Rushdie hingga korban selamat peperangan mengecam tindakan dan keputusan Akademi Swedia.

Peter Handke dinilai sebagai sosok yang kontroversial karena dukungannya kepada Serbia selama Perang Yugoslavia tahun 1990-an. Peter Handke juga dikenal dekat dengan mantan pemimpin Serbia, Slobodan Milosevic.

7. Sekretaris Akademi Swedia Mundur

Sekretaris Tetap Hadiah Nobel Sara Danius memutuskan untuk mengundurkan diri pada 2019. Selama setahun, ia berhenti menjadi sekretaris tetap di tengah skandal seks lewat gerakan #MeToo dan aksi ini dilakukan karena sikapnya dalam menangani kasus Jean-Claude Arnault.



Simak Video "Video: Han Kang Tampil Pertama Kali Sejak Dapat Nobel Sastra "
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads