Peraih Nobel Sastra 2021 Tetap Bersuara soal Isu Migrasi

Peraih Nobel Sastra 2021 Tetap Bersuara soal Isu Migrasi

Tia Agnes - detikHot
Minggu, 10 Okt 2021 16:40 WIB
Penulis Tanzania Abdulrazak Gurnah dinyatakan merain nobel sastra, Kamis (7/10). Ia yang mengungsi ke Inggris tahun 1968 itu tidak dapat menyembunyikan rasa sukacitanya.
(Foto: AP/Frank Augstein) Novelis Abdulrazak Gurnah mengaku bakal tetap bersuara soal isu-isu migran dan kolonialisme dalam karya-karyanya.
Jakarta -

Penghargaan Nobel Sastra 2021 diberikan kepada sosok sastrawan Abdulrazak Gurnah. Novelis berusia 72 tahun itu mengaku bakal tetap bersuara soal isu-isu migran dan kolonialisme dalam karya-karyanya.

Dalam sebuah wawancara usai menerima penghargaan, Abdulrazak Gurnah mengatakan alasannya menulis soal isu-isu tersebut.

"Saya menulis tentang kondisi ini (kolonialisme dan migran) karena saya ingin menulis tentang interaksi manusia dan apa yang dialami orang ketika merekonstruksi kehidupan," ucapnya dalam sebuah jumpa pers di London, dilansir dari AFP, Minggu (10/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abdulrazak Gurnah mengaku tak menyangka bakal menerima penghargaan sastra tertinggi di dunia tersebut. Ia hanya menulis apa saja yang dia bisa.

"Saya tidak tahu akan kejadian ini (Nobel Sastra 2021)," katanya.

ADVERTISEMENT

"Saya hanya tahu bahwa kamu menulis yang terbaik yang kamu bisa dan kamu berharap hal itu akan berhasil," sambungnya.

Penulis kelahiran Afrika yang merupakan sastrawan kelima yang memenangan Nobel Sastra melarikan diri ke Inggris dari Zanzibar di akhir tahun 1967. Ia kemudian memperoleh kewarganegaraan Inggris.

Abdulrazak Gurnah tumbuh besar dan berbicara bahasa Swahili lalu belajar bahasa Inggris di Kepulauan Samudera Hindia.

Sepanjang kariernya, ia menulis novel-novelnya dalam bahasa Inggris. Gurnah sukses menulis sebanyak 10 novel dan beberapa cerita pendek.

Setelah lebih dari lima dekade tinggal di Inggris, Abdulrazak Gurnah tak pernah tutup mulut mengkritisi isu politik di negara-negara Eropa, khususnya soal migran dan kolonialisme.

Buku terbarunya Afterlives menceritakan tentang seorang anak kecil yang diculik dari orang tuanya oleh pasukan kolonial Jerman. Ia pun kembali ke desanya untuk menemukan orang tuanya yang telah pergi.

Akademi Swedia sebagai penyelenggara Yayasan Nobel memberikan penghargaan kepada Abdulrazak Gurnah karena salah satu karya post-kolinial mempengaruhi dunia.

Abdulrazak Gurnah memenangkan Nobel Sastra 2021Abdulrazak Gurnah memenangkan Nobel Sastra 2021 Foto: Dok. Twitter Nobel

"Dalam karyanya, Gurah menulis tentang budaya, mengkonfrontasi rasisme dan kecurigaan," ujar dewan Nobel Sastra, Andrew Wilson dalam pidatonya.

Menurut keterangan di akun Twitter penghargaan Nobel, Abdulrazak Gurah dianggap layak menang atas, "Keberaniannya menuliskan dampak dari kolonialisme dan nasib pengungsi serta jurang antar budaya dan benua."

Sejumlah novelnya yang dikenal antara lain Memory of Departure (1987), Pilgrims Way (1988), Paradise (1994), By the Sea (2001), dan lain-lain. Terbaru, ia menerbitkan Afterlives (2020).

(tia/aay)

Hide Ads