Hadi Matar, tersangka penyerangan sekaligus percobaan pembunuhan terhadap penulis Salman Rushdie masih ditahan. Dalam persidangan awal, ia mengaku tidak bersalah atas peristiwa tersebut.
Pria berusia 24 tahun yang diketahui sebagai warga negara Lebanon-AS itu merupakan seorang pengikut syiah garis keras, Hizbullah. Saat ini, dia tengah dibui di Penjara Chautauqua County tanpa jaminan, artinya ia tidak bisa dibebaskan dengan uang jaminan dan harus menjalani persidangan sampai dakwaan.
Dalam sebuah wawancara kepada New York Post, seperti dilansir detikcom, Hadi Matar mengaku terkejut karena Salman Rushdie masih hidup setelah diserang sampai ditikam sampai 15 kali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika saya mendengar dia selamat, sejujurnya saya kaget, saya kira dia...," ungkap Hadi Matar.
Menurut Hadi Matar, ia membaca novel The Satanic Verses atau Ayat-ayat Setan namun tidak semua halaman.
"Saya membaca beberapa halaman. Saya tidak membaca semuanya dari depan ke belakang," sambungnya lagi.
![]() |
Gara-gara novel keempat Salman Rushdie yang terbit pada 1980, sang novelis mendapatkan fatwa mati atau dekrit mati. Pernyataan itu diungkapkan pemimpin revolusi Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini yang meminta kepada warga muslim dimanapun untuk membunuh Salman Rushdie.
Hadi Matar juga mengungkapkan rasa pujiannya kepada sosok Ayatollah Ruhollah Khomeini yang mengeluarkan fatwa mati kepada Salman Rushdie. Padahal saat fatwa itu dikeluarkan, Hadi Matar belum lahir.
"Saya menghormati Ayatollah, saya pikir dia seseorang yang hebat," tegasnya.
Salman Rushdie yang kini berusia 75 tahun berasal dari India dan telah menjadi warga negara Inggris. Dia pernah mendapatkan ancaman pembunuhan sebelumnya sampai membuatnya bersembunyi di New York. Tapi sejak September 2001, ia muncul ke hadapan publik dan kembali bersuara.
Kini kondisi kesehatan Salman Rushdie perlahan membaik. Dia sudah lepas ventilator dan bisa berbicara beberapa patah kata.
(tia/dar)