Penikam Salman Rushdie Ternyata Pengikut Garis Keras Hizbullah

Penikam Salman Rushdie Ternyata Pengikut Garis Keras Hizbullah

Tia Agnes Astuti - detikHot
Kamis, 18 Agu 2022 11:40 WIB
Hadi Matar, 24, center, arrives for an arraignment in the Chautauqua County Courthouse in Mayville, N.Y., Saturday, Aug. 13, 2022. Matar, who is accused of carrying out a stabbing attack against β€œSatanic Verses” author Salman Rushdie has entered a not-guilty plea in a New York court on charges of attempted murder and assault. An attorney for Matar entered the plea on his behalf during an arraignment hearing.  (AP Photo/Gene J. Puskar)
Hadi Matar menjadi tersangka penyerangan dan percobaan pembunuhan terhadap Salman Rushdie.Foto: AP/Gene J. Puskar
Jakarta -

Sepekan setelah peristiwa penikaman novelis Salman Rushdie, satu per satu fakta tentang sosok penyerangnya terungkap. Pria bernama Hadi Matar, 24 tahun, diketahui sebagai warga Lebanon-AS yang ternyata adalah pengikut garis keras Hizbullah.

Pengikut setia kelompok militan Syiah yang didukung Iran, Hizbullah, memuji serangan terhadap Salman Rushdie tapi membantah terlibat langsung. Pejabat Hizbullah bungkam sejak serangan terhadap novelis The Satanic Verses tersebut.

Meski begitu, perpecahan di kalangan komunitas Syiah Lebanon terbagi menjadi dua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari berbagai sumber, ayah dari Hadi Matar diketahui tinggal di sebuah desa di bagian selatan Lebanon yang didomisili oleh Hizbullah. Ibunda Hadi Matar, Silvana Fardos, mengatakan kunjungan putranya ke desa Yaron pada 2018 mengubah pola pikir anaknya menjadi fanatik agama.

"Putra saya sepanjang hidupnya tinggal di AS sampai dia mengunjungi Lebanon untuk pertama dan terakhir kalinya di 2018. Perjalanan itu mengubahnya selamanya," ungkap Silvana Fardos, dilansir dari stasiun televisi lokal, Al-Jadeed.

ADVERTISEMENT

Menurut penuturannya, setelah Hadi Matar kembali dari Lebanon, dia menjadi seorang manusia berbeda.

"Saya tahu bahwa dia mengalami depresi yang panjang. Saya tidak berharap suatu hari nanti dia telah melakukan bunuh diri. Sepanjang hidupnya, ia diperlakukan tidak baik oleh ayahnya," katanya lagi.

Silvana Fardos membantah telah mengasuh seorang anak yang pada akhirnya menjadi teroris.

"Tidak, saya menyayangi dan mengasuhnya dengan baik. Saya mengasuh seorang malaikat," tegasnya.

Salman Rushdie ditikam pada Jumat (12/8) di barat kota New York. Dia ditikam lebih dari 10 kali saat naik ke atas panggung untuk berbicara di sebuah forum diskusi sastra tentang kebebasan berekspresi.

Ini bukan pertama kalinya Salman Rushdie dikecam dengan ancaman pembunuhan. Sejak novel keempatnya terbit The Satanic Verses, ia mendapat ancaman lalu bersembunyi di London lalu tinggal di New York. Pada September 2001, ia baru berani bersuara dan muncul ke hadapan publik.




(tia/wes)

Hide Ads