Melihat Pementasan Wayang Serangga di Lokasi Persawahan Magelang

Melihat Pementasan Wayang Serangga di Lokasi Persawahan Magelang

Eko Susanto - detikHot
Rabu, 03 Feb 2021 18:02 WIB
Pementasan Wayang Serangga di Lokasi Persawahan Magelang
Foto: Eko Susanto/detikcomSuasana pementasan wayang serangga oleh dalang Ki Sih Agung Prasetyo di lokasi persawahan Dusun Sudimoro, Desa Baleagung, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Rabu (3/2/2021).
Magelang -

Pementasan wayang kulit mungkin sudah jamak. Berbeda sekali jika pementasan tersebut dengan wayang serangga.

Kali ini pementasan wayang serangga dimainkan oleh dalang Ki Sih Agung Prasetyo. Lokasi pementasan tersebut di tengah-tengah persawahan Dusun Sudimoro, Desa Baleagung, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Adapun dalam pementasan tersebut, dalang hanya memakai blangkon, baju surjan dan celana tomprang warna hitam. Kemudian, pengiring hanya 5 orang, dengan gamelan yang terbatas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk wayang serangga yang ditampilkan tokohnya walang, tawon dan gonteng (raja rayap). Dalam pementasan tadi, walang dan tawon saling berebut kekuasaan, bahkan sampai terjadi peperangan. Kemudian, di akhir pementasan gonteng datang untuk melerai dan menyarankan tawon serta walang kembali menuju habitatnya masing-masing.

Selain itu, ada tokoh wayang semar dan gareng yang dimainkan. Punakawan tersebut berdialog sebagaimana petani yang tengah mengarap sawahnya. Pementasan tersebut berlangsung singkat sekali, tanpa adanya penonton dan berlangsung di tengah persawahan dimana petani tengah beraktivitas mencangkul sawahnya.

ADVERTISEMENT
Pementasan Wayang Serangga di Lokasi Persawahan MagelangSuasana pementasan wayang serangga oleh dalang Ki Sih Agung Prasetyo di lokasi persawahan Dusun Sudimoro, Desa Baleagung, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Rabu (3/2/2021). Foto: Eko Susanto/detikcom

"Kemarin sudah ada donga soko gunung (doa dari gunung), ini donga soko sawah (doa dari sawah) dilanjutkan donga soko kali (doa dari sungai). Intinya memang pementasan singkat, kemudian personilnya sangat terbatas," katanya di lokasi pementasan, Rabu (3/2/2021).

Alasannya dipilihnya sawah, kata dia, karena saat ini petani prihatin dengan banyak hama utamanya tikus dan burung. Diharapkan dalam kondisi pandemi seperti ini tidak terjadi krisis pangan.

"Kemarin gunung utamanya sekarang adalah dengan banyak longsor, itu kan identik dengan wilayah pegunungan. Kalau ini sawah di lingkungan sini sangat prihatin banyak hama utamanya tikus sama burung. Donga soko sawah ini, kan sawah identik dengan pangan, kedaulatan sehingga kita berdoanya supaya dengan situasi pandemi seperti ini soal pangan jangan sampai terjadi krisis. Kalau terjadi krisis kan bahaya," ujar dia.

Sih Agung mengatakan, alasan dipilihnya wayang serangga ini karena bentuknya yang unik. Kemudian, serangga tersebut terkait dengan lingkungan langsung.

Pementasan Wayang Serangga di Lokasi Persawahan MagelangSuasana pementasan wayang serangga oleh dalang Ki Sih Agung Prasetyo di lokasi persawahan Dusun Sudimoro, Desa Baleagung, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Rabu (3/2/2021). Foto: Eko Susanto/detikcom

"Wayang serangga ini, pertama uniknya. Kedua, kaitannya dengan lingkungan itu kan langsung. Serangga memang mempresentasikan sebuah ekosistem pertanian. Jadi, kami mengambil tokoh-tokoh wayang serangga supaya narasi yang dibangun menjadi lebih mudah, tapi tidak harus wayang serangga. Jadi yang nanti misalnya donga sawah itu, kita pakai tokoh punakawan biasa," tuturnya.

Selain serangga yang berkaitan langsung dengan lingkungan, kata dia, serangga juga bisa menjadi edukasi bagi anak-anak yang melihatnya.

"Ya betul (edukasi). Itu juga sambil edukasi ke anak-anak," katanya.

Pementasan Wayang Serangga di Lokasi Persawahan MagelangSuasana pementasan wayang serangga oleh dalang Ki Sih Agung Prasetyo di lokasi persawahan Dusun Sudimoro, Desa Baleagung, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Rabu (3/2/2021). Foto: Eko Susanto/detikcom

Pementasan saat pandemi tetap dilangsungkan motivasinya agar tidak nglangut. Kemudian pementasan yang dilangsungkan tidak muluk dengan seadanya saja.

"Sekarang segala sesuatu kegiatan utamanya yang terkait dengan ramai-ramai, kumpul-kumpul, sedang tidak diperbolehkan secara resmi oleh pemerintah dengan PSBB, PPKM dan lain sebagainya, tapi tentunya kan manusia diberikan akal, diberikan waktu, diberikan kesempatan, diberikan suasana untuk berpikir, kita manfaatkan. Ya motivasinya pertama ya supaya kita tidak ngelangut, timbang ngelangut yow wis luwung teko main, jadi perspektif kita tentang pentas itu tidak terlalu yang muluk-muluk," ujar dia seraya pementasan berlangsung secara virtual.




(tia/tia)

Hide Ads