Pandemi COVID-19 membuat Papermoon Puppet Theatre tetap berkarya. Gedung pertunjukan dan ruang kesenian yang ditutup sementara waktu karena Corona tak membuat tim Papermoon Puppet Theatre berdiam diri.
Papermoon Puppet Theatre dan tim Patjarmerah sebagai penyelenggara menggelar seni pertunjukan non-verbal virtual yang berjudul A Bucket of Beetles pada 1-2 Agustus 2020. Sejak awal pengumuman tiket dijual, para pencinta seni antusias membeli tiketnya sampai sold out.
detikcom turut menyaksikan A Bucket of Beetles di jam terakhir pertunjukan pada Minggu (2/8) pukul 20.00 WIB yang ditonton sekitar 220 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di awal pertunjukan, pendiri Patjarmerah, Windy Ariestanty, meminta para penonton tidak merekam jalannya acara. "Mari menonton produksi ini dengan mata dan hati, karena kami bekerja sangat keras untuk menggelar pertunjukan ini," tuturnya.
A Bucket of Beetles dibuka dengan suasana hutan yang dipenuhi oleh berbagai binatang. Di teras depan rumah, seorang anak laki-laki bernama Wehea sedang tertidur.
![]() |
Suatu hari, ia melihat ada seekor kumbang istimewa. Demi kumbang tersebut, Wehea menempuh perjalanan panjang demi bertemu kumbang badak pencari cahaya yang menjadi penyelamat hidupnya.
Suasana hutan yang asri berubah menjadi kelabu ketika orang-orang yang membawa headlamp memasukinya. Mereka menebang pohon, membakar, menghancurkan hutan, dan menggantinya dengan perkebunan salah satunya sawit.
Wehea berusaha menyelamatkan makhluk terkecil di hutan yang selama ini menjadi temannya. Selama dua jam pertunjukan, penonton disuguhi oleh pemandangan pertunjukan non-verbal sinematik Papermoon Puppet Theatre yang berbeda dari biasanya.
![]() |
Ada banyak detail yang disorot kamera, misalnya ranting pohon yang jatuh, dedaunan, detail kumbang badak, serangga, kecoa, dan makhluk terkecil dalam hutan lainnya. Rumah Wehea yang hanya terdiri batang-batang pohon dari material sekitar studio Papermoon Puppet Theatre dihadirkan dengan sempurna.
"Semua material pertunjukan diambil dari area sekitar studio, kami nggak boleh membeli apa pun, itu komitmen kami dari awal. Studio kami kebetulan berada di tengah hutan kecil," tutur Maria Tri Sulistyani atau akrab disapa Ria, saat backstage tur A Bucket of Beetles, akhir pekan lalu.
(Lanjut ke halaman kedua...)
![]() |