Grup teater ini berbeda dari kebanyakan kelompok teater lainnya. Papermoon Puppet Theatre pula yang menginisiasi terbentuknya gelaran 'Pesta Boneka' yang tahun ini sudah mencapai tahun ke-5. Mereka mampu mengumpulkan kelompok teater dunia untuk mengikuti dan memeriahkan festivalnya di akhir tahun. Papermoon bisa disebut sebagai pahlawan masa kini di ranah seni pertunjukan
Bagi Papermoon Puppet Theatre, teater boneka menjadi salah satu medium yang menarik untuk mengajak orang berbicara, tanpa membuat orang merasa terpaksa mendengar. "Karya seni adalah medium kami belajar mengenai banyak hal, dan juga medium kami untuk bicara dengan banyak orang," ujar pendiri Papermoon Puppet Theatre, Maria Tri Sulistyani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Papermoon Puppet Theatre didirikan oleh Maria Tri Sulistyani (ilustrator, penulis, dan penggiat teater) bareng suaminya Iwan Effendi (seniman visual). Sebelumnya, aksi Papermoon Puppet Theatre di ajang program Discover Indonesia menuai pujian dan antusiasme dari masyarakat yang tinggal di sana. Mereka berhasil dinominasikan dalam 'Fringe Sustainable Practice Award 2015'. Papermoon pun sudah melakukan tur ke berbagai negara.
Di antaranya, adalah di Hochschule fur Schauspielkunst Berlin, Jerman (2014), Darwin Festival Australia (2013), AIR Koganecho Yokohama, Jepang (2012), Asean Puppety Festival Singapura (2012), Ishara Puppet Festival New Delhi, India (2011), dan sebagainya. Papermoon pun pernah berkolaborasi dengan seniman dunia seperti Volksoperahuis (Belanda), Cake Industries (Australia), Issui Sachi Minegishi (Jepang), dan Jae Sirikam Bunjongtad (Thailand).
(tia/dar)