Pertunjukan Wayang Sedekah Bumi di Jepara Digelar Sejam karena Corona

Pertunjukan Wayang Sedekah Bumi di Jepara Digelar Sejam karena Corona

Dian Utoro Aji - detikHot
Selasa, 21 Jul 2020 09:22 WIB
Pertunjukan wayang ala COVID-19 dalam rangka sedekah bumi Desa Tegalsambi Jepara.
Foto: Dian Utoro AjiPertunjukan wayang ala COVID-19 dalam rangka sedekah bumi Desa Tegalsambi Jepara, Senin (20/7/2020). (Dian Utoro Aji/detikcom).
Jepara -

Pertunjukan wayang kulit dalam acara prosesi sedekah bumi Desa Tegalsambi Kecamatan Tahunan, Jepara digelar secara sederhana. Pertunjukan hanya digelar selama satu jam.

Pantauan detikcom wayang kulit hanya digelar secara lesehan di balai desa Tegalsambi, Senin (20/7/2020) malam. Sejumlah warga yang menyaksikan pun tampak mengenakan masker. Setiap warga datang dicek suhu oleh petugas. Warga yang menonton juga dari satu dengan yang lain berjarak.

Dalang Ki Hadi Purwanto juga selalu mengingatkan kepada warga agar berjaga jarak dan mengenakan masker. "Maskernya dipakai. Jaga jarak. Ini masa pandemi. Kalau tidak jaga bisa dibubarkan. Yang senang dalangnya," begitu kata Ki Hadi Purwanto disela-sela pertunjukan wayang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Malam ini dengan warna yang berbeda. Yang penting netipi kewajiban kita semua. Maka itu tidak meninggalkan adat tradisi dengan diwujudkan sedekah bumi. Maka ayo bersyukur, semoga bumi agar lestari bagi masyarakat, ada bala saking kulon balek saka kulon balek saka ngisor Bali menduwur. Mudah-mudahan warga sadar kondisi saat ini, pentas waktunya satu jam," sambung Ki Hadi Purwanto.

Kepala Desa Tegalsambi Kecamatan Tahunan Jepara, Agus Santoso mengatakan, rangkaian acara prosesi Sedekah Bumi Desa Tegalsambi telah dimulai sejak satu bulan yang lalu. Tepatnya 15 Juni 2020. Rangkaian acara dimulai dengan ziarah ke makam dan tahlilan dan doa di Makam Mbah Tegal.

ADVERTISEMENT

"Dilanjutkan barikan di makam leluhur desa di hari berikutnya selama 1 bulan. Kemudian pas malam Jumat wage kemarin Istighosah di balai desa. Dilanjutkan tadi malam selamatan di balai desa," terang dia saat ditemui wartawan di balai Desa Tegalsambi Jepara, Senin (20/7) malam.

"Pagi ini penyembelihan kerbau, persiapan sesaji, khataman Alquran. Kemudian Ibu-ibu perangkat memasak daging kerbau dan dibagikan kepada sekitar 1679 KK di desa," sambung dia.

Pertunjukan wayang ala COVID-19 dalam rangka sedekah bumi Desa Tegalsambi Jepara.Pertunjukan wayang ala COVID-19 dalam rangka sedekah bumi Desa Tegalsambi Jepara. Foto: Dian Utoro Aji

Agus menjelaskan, untuk Senin malam ini ada pagelaran wayang kulit ala COVID-19. Pertunjukan wayang tersebut digelar selama satu jam.

"Pagelaran wayang kulit ala COVID-19, sekitar 1 jam dan Insya Allah menjelang tengah malam penyulutan obor secara simbolis seraya memanjatkan doa semoga masyarakat diselamatkan oleh Allah dari bala (penyakit dan bencana)," ujar dia.

Lebih lanjut, menurutnya seperti pertunjukan wayang biasanya digelar sehari semalam. Karena adanya pandemi wayang digelar hanya satu jam saja.

"Untuk acara lain, wayang kulit biasanya semalam suntuk pagi sampai sore. Kita mematuhi Protokol kesehatan diminimalisir berjalan kurang lebih satu jam," ujar dia.

Agus menceritakan, tidak bisa meninggalkan pertunjukan wayang. Menurutnya di desanya harus menampilkan pagelaran wayang setiap tradisi sedekah bumi.

"Bagaimana wayang ini agar tetap digelar. Meskipun pertunjukan hanya digelar secara singkat, karena ini tradisi kearifan lokal memberikan hiburan kepada masyarakat," ujar dia.

Untuk lakon wayang yang digelar biasanya ada dua lakon pertunjukan. Yakni siang dalam malam. Saat siang biasanya pertunjukan wayang mengambil lakon tentang hasil panen seperti Dewi Sri. Kemudian saat malam mengambil tema tentang spirit pembangunan desa agar lebih baik.

"Lakon biasanya saat siang sedekah bumi, simbol mensyukuri atas hasil panen. Makanya pagi panen dari hasil bumi Dewi Sri. Malamnya temanya spirit pembangunan desa, pemimpin yang adil. Pemimpin yang membangun lebih baik," tandas Agus.

Sementara itu rencananya untuk perang obor baru akan dimulai saat pukul 00.00 WIB. Ini bertujuan agar tidak kerumunan warga menyaksikan perang obor.




(dar/dar)

Hide Ads