Tiga kolektif street art dari Jakarta Ladies on Wall, Gardu House, dan Studio Asylum melukis dinding di bagian dalam bangunan Pusat Kebudayaan Prancis tersebut. Mereka melukis sesuai dengan gayanya masing-masing.
"Ini kita bertiga ngegambar sesuai dengan karakter masing-masing. Gue bikin tulisan ladies, Icha bikin karakter yang di tengah, dan Dakjoah merespons dari dua gambar itu. Tetap menambahkan tanda-tanda hip hop," ujar salah satu pendiri Ladies on Wall, Bunga Fatia saat ditemui detikHOT di IFI Thamrin, Jumat (27/4) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dinding yang sama, lewat Rudet Rubso seniman asal Yogyakarta yang kini tengah berpameran di Gardu House membuat mural. Simbol dan warna yang ditampilkan Rubso sesuai dengan gayanya.
"Style Rubso ini lebih ke pop art dan gaya-gayanya komikal. Sebenarnya mural ini salah satu berkaitan dengan pameran tunggal Rubso di Gardu House," ujar Bima Chris dari Gardu House.
Di 'If I Mouv' juga menampilkan kolaborasi tari French Wingz dengan penari-penari Indonesia. Penampilkan duo hip hop finalis ajang pencarian bakat Got to Dance di Jerman itu berkolaborasi dengan komunitas Urban Cipta.
"Ini ketiga kalinya kami datang ke Jakarta. Saat terakhir kami ke sini, kami berkata ingin sekali berbagi pengalaman dan pengetahuan soal tarian hip hop kepada penari-penari Indonesia. Jakarta punya para penari yang sangat berbakat," katanya dari atas panggung.
Ke-4 penari Indonesia yang berkolaborasi dengan French Wingz dalam tarian 'Recontre Indonesienne' yakni Eriza Trihapsari, Florentina Windy, Rolando, dan Siko Setyanto. "Kami belajar sebentar sekali dengan French Wingz tapi merasa cepat sekali terhubung," pungkas Eriza.
Selain Jakarta, grup tari hip hop French Wingz menggelar pertunjukan di Medan (21 April), Yogyakarta (29 April), Surabaya (2 Mei), dan Bali (3 Mei).