Hana Madness Diundang ke Inggris, Bicara soal Kesehatan Mental

Spotlight

Hana Madness Diundang ke Inggris, Bicara soal Kesehatan Mental

Tia Agnes Astuti - detikHot
Selasa, 23 Agu 2022 14:24 WIB
Seniman Visual Hana Madness
Hana Madness, seniman disabilitas mental yang memperjuangkan isu kesehatan mental sejak tahun 2012. Foto: Courtesy of Hana Madness
Jakarta -

Setelah vakum dua tahun selama pandemi, Hana Madness punya sejumlah proyek seni di sisa penghujung 2022. Perempuan yang bernama Hana Alfikih mengatakan bakal berangkat ke Inggris pada 7-11 September 2022 untuk menghadiri Unlimited Festival.

Ini adalah pengalaman yang kedua kalinya mewakili Indonesia di ajang festival seni rupa untuk seniman disabilitas di seluruh dunia. Tapi kali ini yang berbeda adalah Hana diundang langsung oleh penyelenggara festival.

"Jika sebelumnya saya diundang oleh British Council, sekarang dari pihak penyelenggara Unlimited Festival," kata Hana Madness ketika diwawancarai detikcom di kediaman pribadinya, kawasan Cipedak, Jakarta Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di ajang Unlimited Festival, tak hanya Hana Madness saja yang berpartisipasi tapi juga seniman lain yang berasal dari Yogyakarta dan Bali.

"Kita semua seniman disabilitas," katanya.

ADVERTISEMENT

Hana juga menceritakan partisipasi lainnya dalam DaDa Festival Internasional dan berkolaborasi dengan seniman negara lainnya.

"Aku sempet bikin proyek dengan seniman kulit hitam, animasi dari sudut pandang kita, organisasinya sama. Jadi kita proyeknya nggak mengharapkan output dengan artist, based on learing on sharing. Kita akan punya perspektif yang berbeda, kultur, dan kepercayaan berbeda, apa yang bisa kita bangun, ekosistem yang kompatibel," sambungnya.

Saat ini, Hana merasa suaranya untuk berjuang mengenai kesadaran kesehatan mental masih terbilang panjang. Bahkan ia mengibaratkannya sebagai perjuangan seumur hidup.

"Aku telah menjadikan disabilitas mental dari seorang Hana Madness, sudah sepatutnya dirayakan. Yang bisa dirayakan adalah memang gangguan ini jadi bagian dari diriku secara medis tapi tidak mendefinisikan diriku sepenuhnya. Aku berhak merayakan kemampuan yang dimiliki, berhak merayakan eksistensiku sebagai manusia bahkan berhak bersuara, dapat dilihat atau didengar, berkarya, dan menjadi diriku sendiri," katanya.

Sepanjang kariernya selama 10 tahun di dunia seni, Hana menuturkan berada di jalur rel yang benar. Tak disangka, dia pun bisa masuk ke dalam 'arus utama' dunia seni dan sejajar dengan para seniman non-disabilitas lainnya.

Hal tersebut yang disyukurinya. Lambat laun, namanya kian diundang untuk dapat bekerjasama dengan berbagai brand-brand kenamaan lokal hingga mancanegara sampai berbicara di IDEAFest beberapa waktu yang lalu.

Baca artikel berikutnya ya.

[Gambas:Instagram]






(tia/dar)

Hide Ads