Nama Titiek Puspa di dunia musik Tanah Air memang sangat terkenal. Ia dikenal banyak orang dari lintas generasi.
Maka dari itu Titiek Puspa tergolong artis legendaris yang masih aktif hingga sekarang. Titiek Puspa masih kerap terlihat tampil di acara daring pada masa pandemi ini.
Saat berbincang-bincang dengan detikcom, belum lama ini, Titiek Puspa sempat membahas popularitasnya. Bahkan ia sempat berseloroh.
"Saya takut kalian kekenyangan lihat saya haha," ujar Titiek Puspa yang ditemui di kediamannya kawasan Jakarta Selatan.
Titiek Puspa mengaku, ia sudah menyanyi sejak kelas 3 SD. Kini usianya sudah mencapai 84 namun namanya masih tetap harum di masyarakat.
Titiek Puspa menjelaskan, sejak kecil ia selalu bernyanyi untuk sang pencipta. Ia merasa memang dari dahulu dirinya selalu dekat dengan sang pencipta.
Bahkan Titiek Puspa pun, menyebut sang pencipta adalah sahabatnya sejak dulu.
"Lah ya udah 84 tahun. Saya kan nyanyi boleh dikatakan dari kelas 3 SD itu," tutur Titiek Puspa.
"Saya itu selalu nyanyi buat Tuhan. Saya punya hubungan sendiri. Tuhan itu sahabat saya. Saya (dulu) naik pohon, ngobrol sama Tuhan," lanjutnya.
![]() |
Karya-karya Titiek Puspa tidak sampai masa kejayaannya saja. Kini ia juga banyak berkolaborasi dengan musisi muda. Salah satunya Dipha Barus.
Melihat industri musik yang semakin berkembang ini, Titiek Puspa tak mau kalah. Ia masih tampak ingin berkecimpung di dalamnya.
Terbukti dari hasil recycle beberapa lagunya. Salah satunya lagu Dua Sejoli.
Titiek Puspa mengaku lagu tersebut kerap dilantunkan ketika ada pesta pernikahan. Maka dari itu, ia merasa perlu ada pembaruan untuk lagu Dua Sejoli.
"Ada satu (me-recycle), saya bikin Dua Sejoli itu lagu buat perkawinan ya," tutur Titiek Puspa.
"Itu tadinya musiknya biasa, terus diarange musiknya pakai musik besar itu. Terus di aransemen (lagi), dibikin agak klasik. Yang mengerjakan Tohpati," lanjutnya.
![]() |
Alasan Titiek Puspa me-recycle lagu tersebut karena agar lebih nyaman dan enak jika di dengar anak muda zaman sekarang.
Apalagi, jika lagunya digunakan untuk wedding ceremony.
"Dibikin klasik karena saya ingin orang-orang yang seumur saya itu sering, kepengen denger lagu-lagu yang dulu-dulu. Nah itu saya bikin kemarin itu untuk sepuh. Kalau diperlukan buat wedding ceremony," jelasnya lagi.
(pig/dar)