Band cadas asal Surabaya, Fraud, tahun ini genap berusia 10 tahun. Merayakan satu dekade terbentuk, mereka membuat album bertajuk Sanctuary yang sekaligus menjadi album ketiga dari mereka.
Ada 10 lagu dari album tersebut termasuk single The World Cursing Me dan The Prophecy.
Dalam Sanctuary, Fraud ingin menyampaikan bahwa tidak semua ajaran yang dilanggengkan turun temurun adalah hal yang sepenuhnya benar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di album ini, saya mau menceritakan tentang upaya sebuah generasi keluar dari dogma sesat yang diwariskan leluhurnya," ujar vokalis Fraud, Batu Hastuta.
"Menurutku tidak semua doktrin warisan harus ditelan mentah-mentah. Kita sebagai manuaia memiliki hak untuk mencari kebeneran menurut kita masing-masing," sambung dia.
Sanctuary digarap di dua kota yang berbeda, yakni Surabaya dan Bandung. Menurut drummer Rama, ada alasan tersendiri mengapa mereka merekam lagunya di kota yang berbeda.
"Pengen suasana rekaman sambil liburan saja. Karena kami ingin ketemu orang yang berbeda. Karena kalau di Surabaya ketemunya orang-orang itu saja. Jadi lebih ke suasananya sih," jelas Rama.
Secara proses pembuatan, Fraud mengatakan di album ini mereka dapat lebih fokus pada sisi pengkaryaan. Sebab dalam album ini mereka bergabung dengan label Blackandje Records.
"Di album ini, kami jadi sedikit lebih santai, karena ada yang bantuin kita bikin. Kami ingin fokus nulis lagu, manggung, bikin klip dan sebagainya dari lama tapi mungkin album ketiga waktu yang tepat sih," jelas Bayu.
Fraud merupakan band yang beranggotakan Bayu Hastutama (vokal), Keceng (gitar), Soullamb (bass) dan Rama Nada (drum). Sebelumnya mereka telah mengeluarkan No Fans Just Friend (2014) dan Movement Before Mouthment (2015).
(srs/aay)