Film Pamali Hadirkan Budaya dan Tabu di Garut, Diangkat dari Game Horor Populer

Film Pamali Hadirkan Budaya dan Tabu di Garut, Diangkat dari Game Horor Populer

Sayyidatus Syarifah - detikHot
Selasa, 11 Okt 2022 20:04 WIB
Jadwal Film XXI di 5 Bioskop Bali Kamis 6 Oktober 2022, Horor Pamali
Foto: Istimewa
Jakarta -

Pamali merupakan film horor Indonesia yang dirilis di bulan Oktober yang identik dengan bulan horor karena perayaan Halloween. Disutradarai Bobby Prasetyo bersama rumah produksi Lyto Pictures, film horor ini diperankan sederet nama yang sudah tidak asing lagi di film layar lebar Indonesia. Di antaranya Marthino Lio, Jordan Omar, Putri Ayudia, Taskya Namya, dan masih banyak lagi. Film ini diadaptasi dari video game Indonesia ciptaan StoryTale Studios.

Pamali jadi film lain yang mengadaptasi game horor jadi film layar lebar setelah DreadOut (2019). Film ini mendapat apresiasi dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat karena dinilai telah menampilkan budaya dan pariwisata daerah Jawa Barat.

Pamali atau hal-hal tabu merupakan nilai budaya Sunda yang masih kental hingga saat ini, sebuah aturan yang tidak boleh dilanggar dan apabila dilanggar akan mengundang malapetaka. Pada masyarakat sunda zaman dulu, pamali sering kali digunakan sebagai tameng untuk nilai-nilai atau ketaatan sosial. Berbeda dengan zaman sekarang, masyarakat dinilai kerap mengabaikan pamali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain mengangkat budaya Jawa Barat, film ini pun mengambil latar cerita di daerah Jawa Barat yaitu Garut. Sehingga melalui film Pamali, masyarakat dapat melihat keindahan alam di Garut.

Berikut ini sinopsis film Pamali. Berkisah tentang kehidupan disebuah desa yang masih kental dengan suatu hal yang tabu atau disebut pamali. Mengisahkan keluarga kecil Jaka Sunarya (diperankan oleh Marthino Lio) dan istrinya yang sedang mengandung, bernama Rika (diperankan oleh Putri Ayudia). Jaka tertimpa musibah yaitu kondisi keuangannya semakin memburuk saat istrinya sedang mengandung. Akhirnya Jaka mencari cara untuk bertahan hidup, ia lalu menjual rumah peninggalan orang tuanya agar bisa memulai kehidupan baru di desa bersama dengan anaknya nanti.

ADVERTISEMENT

Namun, di desa tersebut banyak sekali pantangan. Suatu ketika sepasang suami istri ini melanggar salah satu aturan yang ada di desa. Padahal, mereka sudah diberitahu oleh warga setempat agar tidak melanggar aturan itu. Pantangan yang dilanggar adalah memotong kuku di malam hari. Akibatnya mereka diteror oleh makhluk halus yang bisa mengancam kehidupan mereka.

Sebagai sutradara, Bobby Prasetyo tidak ingin penonton merasa bahwa film ini sangat jauh berbeda dengan video gamenya. Maka dari itu, Bobby Prasetyo mengambil intisari cerita film Pamali sesuai dengan video game tersebut.

"Tapi spiritnya, apa intisari ceritanya memang saya ambil dari game, gitu. Sehingga saya pengen orang yang main game juga gak merasa ini beda banget sama game-nya dan merasa bahwa wah biasanya saya hanya melihat di PC, main gamenya. Sekarang saya beneran lihat masuk ke filmnya. Kan dua media yang berbeda, pasti menarik itu," ujarnya dalam talkshow film Pamali di Gedung Sate, Kota Bandung dilihat di YouTube Jabarprov TV pada Selasa (11/10/2022).

Pamali tayang di bioskop sejak 6 Oktober 2022. Film ini masih tayang di beberapa daerah di jaringan bioskop CGV dan XXI.

(aay/aay)

Hide Ads