Dari film pertama hingga yang terbaru, Scream selalu berusaha mengacak-acak perasaan dan pikiran penonton, serta mengajak mereka menebak-nebak siapa pelaku pembunuhan di balik topeng Ghostface. Alur seperti ini sudah jadi tradisi dalam setiap film Scream sehingga dalam poster film kelima, tertulis kalimat 'pelakunya ada di poster ini'.
Neve Campbell, Courteney Cox, dan David Arquette kembali main di Scream memerankan Sidney, Gale, dan Dewey. Ketiganya balik ke Woodsboro ketika tragedi pembunuhan Ghostface kembali mencuat. Kini pelakunya ada di antara para karakter-karakter baru: Sam (Melissa Barrera), Tara (Jenna Ortega), Richie (Jack Quaid), Amber (Mikey Madison), Wes (Dylan Minnette), si kembar Mindy (Jasmin Savoy Brown) dan Chad (Mason Gooding), serta Liv (Sonia Ben Ammar). Seperti yang diperlihatkan di trailer dan poster, masing-masing dari mereka bisa jadi adalah pembunuhnya.
Buat yang sudah menyaksikan Scream (1996) pasti akan langsung punya prediksi saat menyaksikan separuh film Scream (2022). Namun naskah yang ditulis oleh James Vanderbilt dan Guy Busick amat cerdas sehingga alih-alih kita fokus pada siapa pelakunya, film ini membawa kita menikmati setiap perkembangan karakter, percakapan, easter egg, serta hal-hal detail yang ditampilkan sutradara Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett di layar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nasib para karakter baru di Scream (2022) tentunya berbeda-beda. Tapi kalau disuruh memilih antara jadi pelaku pembunuhan alias Ghostface atau penyintas/korban, Jasmin Savoy Brown, Mason Gooding, dan Sonia Ben Ammar punya jawaban berbeda!
Ketika menjawab pertanyaan ini, Sonia Ben Ammar tak henti-hentinya tersenyum.
"Keduanya sama-sama keren, karena kita kan nggak pernah tahu akan dapat peran yang mana. Menurutku itu adalah hal paling seru dari menerima sebuah peran," kata Sonia saat berbincang dengan detikcom belum lama ini.
![]() |
Di ruang virtual yang berbeda, Jasmin Savoy Brown dan Mason Gooding membagi pandangan mereka soal pertanyaan yang sama. Di Scream, aktris dan aktor ini memainkan karakter anak kembar dengan kedekatan seperti sahabat.
Jasmin Savoy Brown yang sudah punya lebih banyak pengalaman di dunia akting merasa memainkan pembunuh punya pesona tersendiri. Tapi memerankan korban pun memberikan pengalaman yang berbeda buatnya.
"Jadi pembunuh atau korban itu menyenangkan dengan cara yang berbeda. Aku pernah memerankan keduanya, jadi pembunuh, dan jadi korban. Tentu saja ada perasaan seperti berkuasa ketika jadi pembunuh dan menyenangkan untuk melakoni hal itu. Tapi menjadi korban pun akan menyenangkan kalau kematiannya epik," komentar Jasmin.
Hal itu diamini oleh Mason Gooding. Menurutnya, bukan soal apakah jadi pembunuh atau jadi korbannya, tapi soal bagaimana si pembunuh melakukan aksinya dan bagaimana nasib si korban.
"Tergantung bagaimana aku akan mati dalam film dan bagaimana cara aku membunuh orang-orang di film," beber Mason.
"Bagaimana kalau kamu mati konyol? Misalnya terpeleset kulit pisang? Bukan mati di tangan pembunuh tapi malah, ups, kepeleset, gitu?" timpal Jasmin.
"Ya sudah memang nasibnya begitu. Sebagai korban di film aku ingin berusaha kabur, lalu mati. Tapi kepeleset kulit pisang mungkin cara aku mati di dunia nyata," canda Mason Gooding.
Dalam film, dinamika Chad (Mason Gooding) dan Mindy (Jasmin Savoy Brown) lebih dari sekadar saudara melainkan sudah seperti sahabat. Dialog dan celetukan yang keluar dari masing-masing karakter menambah kesan ringan dan komedi dalam produksi thriller ini.
Karakter Mindy punya kepribadian santai dan paling tahu soal seluk beluk film horor. Dari dialog dialah penonton semakin tercerahkan (sekaligus mungkin disesatkan) soal identitas pembunuh yang sedang berkeliaran sepanjang film. Chad di sisi lain adalah sosok atlet populer di sekolah yang meski terlihat urakan, tapi amat perhatian pada saudara kembarnya.
Scream (2022) kini sedang tayang di bioskop. Simak artikel wawancara eksklusif detikcom dengan para pemain Scream selanjutnya!