Kami mengenal baik suara itu. Suara dari sepuluh tahun lalu yang begitu sulit kami lupakan karena perbuatannya. Suara yang tidak pernah ingin kami dengar lagi itu hadir kembali, memasuki lubang telinga kami tanpa bisa kami tolak. Aku ingin sekali membalas dendam atas perbuatannya, tapi kupikir, dengan segala hal kebijaksanaan yang kupelajari dari buku-buku di kampus, aku harus memberikannya kesempatan.
Setelah meminta izin kepada mama, aku membuka pintu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang laki-laki dengan wajah bulat dan cekung berdiri di depan kami. Tubuhnya kali ini kurus sekali, berbeda dengan sepuluh tahun yang lalu dia tampak kekar.
"Hina-chan," katanya. Aku sudah bersiap untuk menghajarnya jika dia masih belum berubah. "Rambutmu sudah panjang lagi."
Kalimat itu sudah membuatku naik pitam. Dengan sekali tendang, aku berhasil mengenai kepalanya. Sejak SMP aku sudah belajar judo hanya untuk hari ini, hanya untuk hari ketika laki-laki biadab itu pulang ke rumah kami yang sederhana ini.
Malang, 18 September 2020
Mochamad Bayu Ari Sasmita lahir di Mojokerto, 17 Agustus 1998. Sedang menempuh kuliah di Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang
Redaksi menerima kiriman naskah cerpen, tema bebas, disesuaikan dengan karakter detikcom sebagai media massa umum yang dibaca semua kalangan. Panjang naskah sebaiknya tidak lebih dari 9.000 karakter, karya orisinal dan belum pernah diterbitkan di media lain. Kirim ke email mumu@detik.com
Simak Video "Video Pengacara: Tak Ada Hukuman Seumur Hidup, Fariz RM Hanya Pengguna"
[Gambas:Video 20detik]
(mmu/mmu)