Ramadan adalah bulan penuh kebaikan. Katanya selama Ramadan semua setan diikat dan dibelenggu.
Namun kenapa saat Ramadan tetap ada orang yang tidak berpuasa, tidak salat, dan melakukan dosa lainnya. Kata Ustaz mengutip nasihat Ustaz Maulana menyoal setan dibelenggu saat Ramadan.
Setan bisa muncul dari dalam hati manusia. Manusia sendiri yang bisa menahan agar tidak berbuat dosa selama Ramadan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut penjelasan lengkap Ustaz Maulana:
Berbicara tentang setan yang dibelenggu, pintu surga terbuka, pintu neraka tertutup. Tiga rangkaian ini yang dibenarkan oleh Rasulullah SAW dalam satu hadis, bahwa ketika Ramadan tiba setan dibelenggu.
Maksudnya apa? Kalau dibelenggu itu diikat, orang berpeluang tidak akan berbuat dosa. Terus kenapa ada orang tidak puasa? Kenapa ada orang berbuat maksiat di bulan suci Ramadan? Bukankah setan dibelenggu di bulan suci Ramadan?
Nah dalam hal ini, apa artinya setan? Setan ini pengganggu, setan ini penggoda, yang membisikkan kejahatan di dalam hati manusia pada bulan suci Ramadan, ini menyebabkan adanya keinginan.
Artinya terbelenggu, terikat, karena ketika orang berpuasa secara tidak langsung dia sudah mengikat setan, mengikat pengganggu yang ada pada dirinya. Karena tidak ada mungkin tergoda karena dia sedang mengendalikan nafsunya lewat ibadah puasa.
Makanya kalau ada anak muda mau menikah, tapi belum ada kemampuan. Maka kata Nabi berpuasalah, ikat setan itu dengan puasa, ikat keinginan itu dengan puasa.
Buat semuanya, keinginan ini yang terbelenggu, godaan ini yang diikat lewat adanya ibadah Ramadan. Ibadah Ramadan itu banyak kegiatan unsur agama, unsur kegiatan yang mendekatkan diri kepada Allah lewat terbukanya pintu surga dan tertutupnya pintu neraka karena adanya ibadah puasa, ibadah amaliah Ramadan yang luar biasa, jadi amalan-amalan ini yang menyebabkan alhamdulillah terikatnya.
Jadi kesibukan dalam hal kebaikan menyebabkan orang-orang ini tidak terganggu, tidak tergoda. Kita berada di Indonesia, tradisi yang luar biasa, agama yang dijadikan tradisi. Tarawih dijadikan tradisi, berbondong-bondong orang tarawih.
Dari jin dan manusia dan keinginan orang mengajak berbuat maksiat itu pada sadar. Kata Nabi kalau ada yang bertengkar di siangnya Ramadan katakan saya sedang puasa. Puasa bermakna menahan. Ramadan itu penggugur dosa.
(pus/wes)