Istri mana yang tak ingin mendapat sikap romantis dari suaminya. Dimanja dan diperlakukan dengan romantis oleh pasangan adalah keinginan semua perempuan.
Ada kalanya hal yang dianggap sepele di mata suami ternyata menjadi sesuatu yang bisa membuat istri bahagia. Kata Ustaz mengambil contoh sikap Nabi Muhammad SAW memperlakukan istrinya.
Ustaz Syam Elmarusy menjabarkan sikap romantis Rasulullah SAW kepada istrinya. Berikut penjelasan lengkap Ustaz Syam Elmarusyi:
Bagaimana Baginda Nabi SAW kalau dilihat sisi romantisnya gimana?
Yang pertama, yang paling populer biasanya kita dengarkan, Nabi itu tidak memanggil nama. Rasulullah SAW tidak memanggil nama daripada istrinya. Kalaupun memanggil nama, dengan panggilan sayangnya, dengan gelar, misalnya Ya Humaira, yang kemerah-merahan pipinya, dipanggil Uwaisy, dipanggil Aisyah. Dipanggil dengan bahasa cinta. Jadi panggilannya diganti dengan panggilan yang sangat mesra oleh baginda Nabi Muhammad SAW.
Kedua, bagaimana Rasulullah sisi romantisnya kepada para istrinya? Ternyata Baginda Nabi SAW adalah teman bicara terbaik dan teman yang paling mendengarkan ketika istrinya mengadu.
Jadi ketika Bunda Aisyah pernah dalam sebuah riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang sangat-sangat setia mendengarkan aduan para istrinya. Kadang kala ini dianggap sepele, padahal sangat romantis. Kadang kala kita, 'Ngomongin apa sih?' Kadang merasa nggak penting. Sebenarnya kita laki-laki tidak nyambung, tapi kalau mengingat akhlaknya Rasulullah SAW mendengarkan itu semua. Baginda Nabi adalah sosok pendengar yang baik.
Kemudian Baginda Nabi SAW makan dengan wadah yang sama, sepiring yang sama dengan Bunda Aisyah, kemudian minum dengan segelas berdua. Ternyata segelasnya tak biasa. Kadang kita, ada tadi di mana bekas bibirnya dia minum. Ya sudah saya yang sebelah sini. Kalau Nabi mencari bekas bibirnya Aisyah di mana, di situ Nabi meminumnya. Itu adalah akhlak yang ditunjukkan Nabi SAW. Mencontohkan akhlak demikian.
Baca juga: Kata Ustaz: Berkaca pada Khadijah |
Namun tidak semua orang terbiasa mungkin, kalau misalnya ada teman-teman tidak terbiasa, boleh dengan mencontoh sunah yang lainnya. Kalau tidak biasa sunah yang itu, silakan sunah mendengarkan yang tadi lainnya. Jadi pendengar yang baik. Kalau tidak bisa seperti itu contoh baginda Nabi yang memanggil dengan kelembutan.
Jangan sama sekali nggak ada. Sudah nggak manggil dengan mesra, sudah nggak jadi pendengar yang baik, nggak mau lagi sepiring berdua, nggak mau lagi segelas berdua, kan sayang banget itu.
Padahal dengan seperti itu, dengan niat mengikuti baginda Nabi SAW, sebagai uswatun hasanah maka kita juga akan mendapatkan pahala yang luar biasa.
Begitu juga baginda Nabi SAW ketika marah. Marah pun masih romantis. Ketika istrinya marah, ketika Ibunda Aisyah sedang cemburu atau apa yang dirasakan sedang bad mood, baginda Nabi SAW yang dilakukan adalah mencubit kecil hidungnya sambil mengatakan, 'Saya tidak akan berhenti memelukmu sampai engkau redam amarahnya.' Subahanallah.
Itulah baginda Nabi Muhammad SAW.
Baca juga: Kata Ustaz: Rezeki Bukan Cuma soal Harta |
Simak Video "Video: Marshanda Nyanyi Lagi, Kali Ini Isi OST Film 'La Tahzan'"
(pus/ass)