Lebaran bukan hanya jadi ajang kumpul-kumpul, tapi kadang juga jadi ajang balas dendam soal makanan. Makanya, tidak jarang para keluarga yang merayakan, menghadirkan makanan istimewa demi hari kemenangan tersebut.
Bagi keluarga Rasyid Rajasa, makanan istimewa itu datang dari kampung halamannya, tanah kelahiran orang tua, Palembang. Namanya kue 8 jam.
"Makanan ada yang opor ayam, ketupat. Karena kita orang Palembang, jadi ada pempek, ada kue-kue khas Palembang, Ada kue Palembang yang keluarnya cuma setahun sekali, namanya kue 8 jam," ungkapnya kepada detikHOT diwawancarai Selasa (3/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Keikhlasan Cinta Rasyid Rajasa |
Dari hasil penelusuran, kue 8 jam adalah kue khas Palembang yang memang dibuat dengan waktu lama, seperti namanya. Berbahan dasar telur, tepung dan susu, bentuknya persegi dan berwarna kecokelatan.
Menurut beberapa artikel, kue 8 jam dulu hanya bisa dimakan oleh golongan bangsawan di Sumatera Selatan. Walaupun sekarang sudah lebih mudah dikonsumsi oleh siapa saja, tetap kue 8 jam hanya hadir pada momen yang dianggap spesial, salah satunya, Idul Fitri.
Rasyid Rajasa dan keluarganya besarnya memanfaatkan betul momen Lebaran untuk saling bersilaturahmi. Serangkaian rutinitas biasanya mereka lakukan selama tiga hari Lebaran.
"Biasanya setelah Tarawih (terakhir) kita melakukan takbir di rumah. Setelah salat Subuh, sekeluarga makan ketupat baru berangkat salat Id. Setelah itu, kita ziarah ke makam Dara (Adara Taista, mendiang istri), kakek, nenek," cerita Rasyid.
"Siang harinya baru kita kumpul-kumpul. Karena kebetulan papa itu anak laki-laki paling tua, jadi kumpulnya di rumah. Silaturahmi keluarga dan saling bermaafan, biasanya sampai hari ke-3. Kalau dulu saya ikutan antre ke om-tante minta THR, belakangan setelah kerja saya yang bagikan ke keponakan dan sepupu," tutupnya.