Banyak cerita artis yang dicampakkan entah dengan kekasih atau soal pekerjaan. Janji manis pemberi harapan palsu memang bikin sakit hati.
PHP janji manis bisa dirasakan oleh siapa saja. Misalnya, saat masih menjadi kekasih kerap dimanja dan di sayang, tapi setelah bertemu yang lebih, langsung dibuang.
Kata Ustaz akan membahas cara agar terhindar dari bualan janji manis atau PHP. Dilansir dari Islam Itu Indah, Ustaz Maulana memberikan penjelasan dan cara agar terhindar dari PHP alias pemberi harapan palsu.
Berikut penjelasan dari Ustaz Nur Maulana:
Satu pelajaran yang luar biasa, berharaplah hanya pada Allah, bergantunglah hanya kepada Allah. Allah tempat kita bergantung, Allah tempat kita berharap karena ketika kita berharap kepada manusia tubuh kekecewaan.
Nah, atas dasar apa? Apa yang harus kita lakukan? Supaya kita tidak di-PHP-in. Caranya agar kita tidak terjerat dari janji manis, kembali lagi berharaplah kepada Allah bukan kepada manusia. Karena manusia itu pun sama kasusnya dengan kita.
Semua pasti punya kekurangan, mohon maaf, tidak ada yang sempurna kecuali Allah. Ingat ketika kita sangat berharap kepada manusia, terlihatlah ketergantungan kita kepada makhluk.
Hati-hati ya jangan sampai ketika, mohon maaf, mendahului kehendak Allah, atau maaf, maaf, maaf, maaf, justru kita nanti lama-lama kita malah musyrik, syirik, karena mengandalkan. Kan ada si anu, kan ada anu.
Solusi yang terbaik supaya kita tidak di-PHP-in dan sebagainya, tergiur dengan janji, ini yang kita lakukan, lebih mandiri dan memperlihatkan keteladanan.
Mandiri saja, sehingga tidak terlalu berharap. Lalu perlihatkan keteladanan, aku bisa kok. Makanya ada istilah tangan kanan lebih baik daripada tangan kiri. memberi lebih mulia daripada menerima. Berilah sebelum meminta, di bawah memberi menerima, di bawah menerima meminta, yang keempat nauzubillah meminta-minta. Paling hina meminta-minta.
Ketiga, pahami orang serta membatasi, serta lebih percaya diri. Bagaimana kita harus memahami orang itu, apakah sanggup atau tidak, ya bisa jadi kita boleh curhat. Curhat kepada ahlinya. Jangan sampai justru mengumbar aib sendiri. Curhat kepada yang bisa memberi solusi, jangan curhat ke pada ember bocor. Karena kita memang makhluk sosial yang mohon maaf, butuh manusia lain, interaksi, masukkan, boleh-boleh saja. Inilah hikmah di mana Rasulullah SAW, ayahnya meninggal saat Nabi masih dalam kandungan, ibunya meninggal ketika Nabi masih kecil. Apa hikmahnya, agar Nabi memanggil Allah tidak memanggil orang tua.
Kepada orang tua pun tidak boleh terlalu berharap, bergantung, karena orang tua ada masanya. Istri jangan terlalu berharap ke suami karena kau nikah dengan manusia, ada saatnya suami berpulang.
Baca juga: Kata Ustaz: Nasihat Kematian |
Simak Video "Video: Amalan-amalan di 10 Hari Hari Terakhir Ramadan"
(pus/nu2)