Sudah disebutkan di berbagai artikel berita, konten media sosial dan media lainnya, bahwa Rudy Salim adalah seorang pengusaha sukses. Tapi, sedikit yang jarang disebut adalah, pria kelahiran 1987 masuk ke dalam kategori milenial, dengan semua stigma yang melekat.
Salah satunya adalah tentang betapa mager alias males gerak yang kemudian, jika kamu bagian dari golongan tersebut, mendapatkan predikat 'Kaum Rebahan'. Dengan seluruh kekayaan dan usahanya, apakah Rudy Salim bagian dari kaum tersebut? Demi mendapatkan jawaban langsung, detikHOT menyambangi showroom Prestige Image Motorcars di Kawasan Pluit, Jakarta Utara.
Di antara jadwal kegiatannya di sebuah siang, dia menceritakan apakah dirinya masuk ke dalam golongan kaum rebahan atau tidak. "Nggak keburu buat rebahan. Dalam 24 jam itu saya pagi olahraga jam 7. Lanjut aktivitas dan kantor. Malam, shooting konten untuk YouTube. Lalu sudah tidur lagi, tidur 5 jam cukup."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi gini, sebetulnya waktu luang, waktu kosong itu pasti ada. Pasti punya waktu untuk melakukan sesuatu. Tinggal bagaimana memprioritaskan. Mana kegiatan yang kita prioritaskan untuk dilakukan. Bagi saya, jika ada waktu santai, dipakai untuk ngobrol dengan rekan-rekan bisnis, klien, calon klien. Kita brainstorming, bahas seputar bisnis, tambah ilmu baru. Jadi, ya bukan spesifik nongkrong saja," lanjutnya.
Kembali kepada hal-hal yang milenial, detikHOT juga penasaran, apakah pemilik klub bola RANS Cilegon FC itu juga masih memprioritaskan diri untuk menikmati tontonan film dan serial dari Netflix?
"Saya itu biasanya diceritakan oleh anak-anak kantor, tontonan apa yang baru atau yang lagi ramai di Netflix. Terbaru tuh diceritakan 'My Name'. Jadi, saya bisa nggak nonton sama sekali, tapi sudah tahu semuanya. Kadang saya tonton video-video rangkuman atau review di YouTube, Facebook," ujarnya sembari tertawa.
Ternyata, di antara berbagai kegiatan santai yang bisa dia nikmati, tentunya selain bersama keluarga, adalah makanan enak. "Kalau makanan enak, saya enjoy. Makanan enak, restorannya juga bagus, unik, saya appreciate. Sekaligus bisa jadi improvement dan referensi juga buat bisnis kita sendiri."
Tidak sah rasanya kalau tidak sekaligus membahas perangkat gawai alias gadget dan fashion. Berapa banyak Rudy Salim berganti ponsel dan perangkat lainnya dalam sebulan. Serta, dengan penampilannya yang selalu necis dengan jas itu, adakah preferensi gaya tertentu?
"Fashion saya ada tailor (penjahit) yang datang secara berkala. Dia bawa buku model, bawa kain. Nanti saya pilih warna, ukur, terus beberapa hari kemudian dikirim ke rumah sudah jadi. Baju saya begitu-begitu saja kan, kaos juga jarang," jelasnya.
Baca juga: Filosofi Hidup Rudy Salim Sang Crazy Rich |
"Kalau gadget terbaru sifatnya lebih ke saya tuker saja handphone yang lama saja, supaya nggak lemot. Nggak gimana-gimana, nggak harus pesan dari luar negeri juga, yang ada di Indonesia saja," sambungnya santai.
Terjawab sudah, bahwa stigma-stigma milenial tidak begitu menempel di Rudy Salim. Dia bukanlah seorang kaum rebahan, tidak juga berburu gawai terbaru dengan alasan gengsi. Mungkin, karena itu saat ini Rudy Salim menjalankan ragam lini bisnis, mulai dari Prestige (Production House, Motorcars, Aviasi), F&B lewat Restoran Wolfgang Steakhouse, Microfinance, Perusahaan Teknologi (IT), hingga ritel. Bersama salah satu selebriti paling tersohor, Raffi Ahmad, Rudy Salim juga menancapkan bisnis di lini olahraga (klub sepakbola dan basket), area sportainment dan yang terbaru, usaha konservasi hewan lewat kebun binatang.
(mif/nu2)