Sebuah pengalaman diungkap Madonna. Ia mengatakan sempat menerima sanksi atas apa yang ia katakan.
Madonna mengatakan, ada satu waktu di mana dirinya melakukan konser di Rusia. Kala itu ia menyaksikan siapa saja para penontonnya yang hadir.
Melihat beberapa penonton membawa bendera warna-warni, Madonna sempat mengungkapkan di hadapan umum bahwa ia mendukung mereka yang menganut LGBT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Madonna mengungkapkan, ucapannya tersebut sempat jadi sorotan oleh pemerintah Rusia.
"Saya menyampaikan pidato ini di sebuah konser di St. Petersburg 8 tahun yang lalu. Aku didenda 1 juta dolar oleh pemerintah karena mendukung komunitas gay," ungkap Madonna lewat postingannya di Twitter.
Dalam postingannya itu juga, ia mengunggah momen kala dirinya menyampaikan pidato dukungan tersebut.
Madonna kala itu tampil di St. Petersburg. Dalam pidato tersebut, Madonna mengatakan, "Aku di sini untuk mengatakan bahwa komunitas gay, dan orang-orang gay, di sini dan di seluruh dunia, memiliki hak yang sama ... hak yang sama untuk diperlakukan dengan bermartabat, dengan hormat, dengan toleransi, dengan kasih sayang, dengan cinta," ucapnya.
Selama ini, Rusia dikenal sebagai negara yang sejak lama memberlakukan larangan untuk memberi dukungan kepada publik terhadap hubungan seksual sesama jenis. Aturan ini sudah ditetapkan Rusia sejak tahun 2003.
Undang-undang federal setempat diberlakukan melarang dukungan publik terhadap hubungan seksual yang disebut mereka 'non-tradisional'.
Meski didenda, Madonna mengaku mengabaikan denda tersebut.
"Tapi aku tak membayarnya... #freedomofspeech #powertothepeople #mdna," tukas Madonna.
Selain LGBT, Madonna juga menjadi selebriti yang vokal pada isu kesetaraan. Termasuk pada isu kesetaraan warna kulit.
Saat meninggalnya pria kulit hitam George Floyd di AS terjadi karena seorang polisi kulit hitam, Madonna turut bersuara. Ia bahkan turun ke jalan dalam aksi protes menggaungkan Black Lives Matter.
(doc/doc)