"Insyaallah bisa khusnul khotimah karena Jhody selalu merasa it's the last day, it's the last day. Semoga bisa membawa memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk keluarga, lingkunangan, dan orang lain insyaallah mencoba hidup semakin dekat dengan Allah," ucap Jhody pelan saat berbincang dengan detikHOT di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.
Berusaha hijrah dan menjalankan dengan baik, secara lahir Jhody yang sudah memasang tiga ring dan dua balon di jantungnya merasa dirinya tak boleh tertekan. Dia harus bisa menjalani semuanya dengan santai dan tidak boleh maranh-marah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bicara soal kematian, Jhody seperti sudah siap menghadapi ajal kapanpun. Hanya ada satu pesan yang bisa dia ingatkan jika kelak dirinya ditemukan meninggal dan tidak berada di antara keluarganya.
"Siapapun kalau Jhody ga ada (meninggal) Jhody cuma mau ngasih tahu ini (jempol) ini pasword hp di situ. Keluar nomor istri dan keluarga. Insyaallah. Kalau sekarang orang bilang gampang banget bilangnya nantangin maut, nggak!" tutur pria berusia 49 tahun itu.
"Karena semua makhluk hidup pasti meninggal, mati. Karena jodhy punya perabotan (jantung) gini jadi harus siap. Cuma siap bukan cuma siap aja, tapi harus kumpulin bekal, amal soleh, amal apapun," tukasnya.
(pus/dal)