Jhody mengaku sangat sedih ketika semakin berkurang teman yang mendekatkan diri dengannya. Banyak yang menganggap Jhody yang sekarang tak seasyik Jhody yang dulu.
"Awalnya teman-teman menlihatnya nggak asyiklah. Pasti anggap nggak bisa cawawaan. Sempat sedih pasti, kangen, harus sendirian nggak ada tempat yang asyik diajak ngobrol. Mungkin mereka juga bingung menyikapi Jhody kayak gimana," ungkapnya dalam obrolan santai di sebuah masjid di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Malah hal yang paling menyebalkan adalah ketika Edwin berubah menjadi seseorang yang selalu membuat pembenaran ketika mereka sedang berbicara. Pernah saat Jhody bicara tentang agama, Edwin seolah membantah dirinya.
Sering juga Edwin meledeknya tukang gulung karpet masjid lantaran lebih sering berdiam diri di masjid.
"Misalnya ditanya lagi nongkrong Jhody di masjid ada teman yang datang tanya 'Jhody mana?, 'Lagi gulung karpet di Masjid'. Terakhir dia sempat ngomong, dia tes Jhody seberapa jauh dan kuat nih orang, 'Lo kenapa ngetes gue?' Jhody bilang gitu. Dia bilang 'Gue takut lo munafik'," ceritanya.
Jhody menuturkan Edwin tak ingin dirinya sekadar mengikuti trend hijrah. Tapi semakin ke sini Edwin mempercayai dirinya benar-benar berusaha untuk menjadi lebih baik.
"Jadi ya Jhody bilang ketetapan Allah begitu nggak bisa diganggu gugat emang udah dari sananya. Akhirnya setelah peredebatan cukup panjang ternyata dia ngetes selama ini," ucap Jhody menunjukkan mimik wajah kesal.