Liga Muslim Dunia Kecam Penikaman Salman Rushdie, Tak Diterima dalam Islam

Liga Muslim Dunia Kecam Penikaman Salman Rushdie, Tak Diterima dalam Islam

Tia Agnes Astuti - detikHot
Selasa, 23 Agu 2022 10:46 WIB
British author Salman Rushdie speaks as he presents his book Quichotte at the Volkstheater in Vienna, Austria, on November 16, 2019. - Austria OUT (Photo by HERBERT NEUBAUER / APA / AFP) / Austria OUT (Photo by HERBERT NEUBAUER/APA/AFP via Getty Images)
Foto: APA/AFP via Getty Images/HERBERT NEUBAUER
Jakarta -

Peristiwa penikaman novelis The Satanic Verses atau Ayat-ayat Setan, Salman Rushdie, membuat publik tercengang. Pada Jumat (12/8) lalu, Salman Rushdie ditikam oleh warga Lebanon-AS, Hadi Matar, saat baru naik ke panggung acara sastra untuk berdiskusi.

Setelah Iran yang mendukung penyerangan sampai penikaman tersebut, kini Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia, Muhammad bin Abdul Karim al-Issa mengecam aksi tersebut.

Dia mengatakan aksi penyerangan terhadap Salman Rushdie adalah kejahatan yang tidak diterima Islam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Islam menentang kekerasan dan tidak bakal mengakui metode kekerasan apapun. Isu-isu agama dan intelektual, termasuk ungkapan yang mungkin dibaca secara keseluruhan atau sebagian sebagai ofensif tidak akan bisa ditangani dengan cara kekerasan seperti itu," ungkapnya dalam sebuah wawancara dengan Arab News, di sela-sela konferensi di Rimini, Italia.

Pria yang pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman Arab Saudi juga menekankan sesama umat Muslim harus saling mencintai dan menghormati.

ADVERTISEMENT

"Bahkan jika mereka tidak setuju dengan pendapat atau berseberangan dengan individu tertentu," sambungnya.

Menurut penuturannya, orang beriman tahu cinta dan belas kasih dibutuhkan dalam hidup ini. "Cinta adalah mengenai kehidupan, konsistensi, kedamaian, dan harmoni," katanya lagi.

Ia menyarankan seharusnya umat Muslim di seluruh dunia bisa berdialog lintas agama dan menghilangkan stereotip di antara masyarakat. "Dialog adalah cara yang ampuh untuk berkomunikasi," tegas Muhammad bin Abdul Karim al-Issa.

Salman Rushdie diserang sampai ditikam saat memberikan kuliah tentang kebebasan artistik di Chautauqua Institution, New York, AS pada 12 Agustus. Pelakunya adalah Hadi Matar, pria asal Lebanon berusia 24 tahun yang besar di AS.

Dalam persidangan, dia tetap mengaku tak bersalah dan menekankan agar Salman Rushdie haruslah mati. Kini Hadi Matar berada di bui dan terancam hukuman 25 tahun penjara.




(tia/dar)

Hide Ads