Mengenal 5 Fakta Sastrawan Besar Amir Hamzah

Tia Agnes - detikHot
Minggu, 27 Feb 2022 11:35 WIB
Fakta Amir Hamzah. (Foto: dok instagram @literasabuku)
Jakarta -

Tanggal 28 Februari diperingati sebagai hari kelahiran sastrawan besar Amir Hamzah. Pria yang bernama lengkap Tengkoe Amir Hamzah Pangeran Indra Poetera juga dikenal sebagai pahlawan nasional Indonesia.

Lahir dari keluarga bangsawan Melayu Kesultanan Langkat di Sumatera Barat, ia mengenyam pendidikan di Sumatera dan Jawa.

Di balik kisah hidupnya yang penuh lika-liku, berikut 5 fakta soal Amir Hamzah yang meninggal pada 20 Maret 1946:

1. Raja Penyair Pujangga Baru

Dalam kesusastraan Indonesia, nama Amir Hamzah dikenal sebagai salah satu tokoh sastrawan Pujangga Baru. Istilah Pujangga Baru adalah karya para sastrawan saat itu yang diterbitkan dalam majalah Pujangga Baru.

Dia menjadi dikenal karena syair maupun karya sastranya tidak mencontoh ke Barat atau Eropa. Tapi lebih memilih membuat puisi dari kekayaan khazanan kesusastraan Melayu lama.

2. Produktif Berkarya

Ada sekitar 160 karya Amir yang berhasil dicatat. Di antaranya 50 sajak asli, 77 sajak terjemahan, 18 prosa liris asli, 1 prosa liris terjemahan, 13 prosa asli, dan 1 prosa terjemahan.

Bukunya yang sudah terbit adalah Nyanyi Sunyi (1937), Buah Rindu (1941), Sastra Melayu Lama dengan Tokoh-Tokohnya (1941), dan Esai dan Prosa (1982). Terjemahannya: Bhagawad Gita (dimuat dalam Poedjangga Baroe, 1933-1934), dan Setanggi Timur (1939).

Berbagai karangan Amir Hamzah yang tersebar dihimpun oleh H.B. Jassin dalam Amir Hamzah Raja Penyair Pujangga Baru (1963). Sejumlah puisi Amir Hamzah terdapat dalam antologi Pujangga Baru: Prosa dan Puisi (1963, ed. H.B. Jassin).

3. Pahlawan Nasional Indonesia

Pemerintah Indonesia menghargai jasa dan sumbangsih Amir Hamzah dengan menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional pada 1975. Ia pernah memimpin Kongres Indonesia Muda di Surakarta tahun 1931. Persahabatannya dengan dengan para tokoh pergerakan nasional turut mempengaruhi karya-karya sastranya.

4. Diadaptasi ke Panggung Teater

Kisah hidup Amir Hamzah sukses diadaptasi ke panggung teater oleh Titimangsa Foundation. Ceritanya diambil dari salah satu buku karangannya Nyanyi Sunyi yang merupakan koleksi puisi pertama Amir yang diterbitkan oleh Pujangga Baru.

5. Akhir Hidup yang Tragis

Sayangnya sejumlah kiprah menulis dan gelar bangsawannya, tak membuat Amir Hamzah hidup dengan damai. Ia harus menghadapi kenyataan pahit dengan akhir hidup yang tragis.

Revolusi Sosial terjadi di Sumatera Timur pada tanggal 3 Maret 1946. Saat itu, terjadi pembunuhan besar-besaran terhadap keluarga bangsawan yang dianggap feodal dan kurang memihak kepada rakyat.

Pada 7 Maret 1946 di Langkat, keluarga istana Kesultanan Langkat banyak yang ditangkap termasuk Sultan dan Amir Hamzah. Diketahui bahwa Amir Hamzah tewas dipancung oleh algojo pada 20 Maret 1946 malam hari.

Ia merupakan salah satu korban revolusi yang difitnah sebagai seorang yang bekerja sama dengan Belanda. Amir Hamzah meninggal di usianya yang relatif muda, 35 tahun. Jenazahnya ditemukan di pemakaman massal Kuala Begumit. Ia kemudian dimakamkan secara layak di pemakaman Masjid Azizi, Tanjungpura, Langkat.




(tia/mau)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork