Novelis Abdulrazak Gurnah akhirnya menerima medali penghargaan bergengsi Nobel Sastra di Inggris. Medali itu diterimanya dalam sebuah upacara singkat yang digelar di London karena pembatasan pandemi COVID-19.
Penulis berusia 72 tahun itu menerima medali dari Duta Besar Swedia untuk Inggris, Mikaela Kumlin Granit, saat menyerahkan medali di kediaman resminya. Abdulrazak Gurnah pun tersenyum disambut tepuk tangan meriah dari media yang hadir.
Seharusnya Abdulrazak Gurnah menerima medali dari Raja Swedia. Tapi pembatasan pandemi membuat perjalanan antar negara dibatasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abdulrazak Gurnah menjadi orang Afrika kelima yang memenangkan Hadiah Nobel kategori sastra. Sebelumnya ada penulis asal Afrika Selatan, J M Coetzee, pada 2003.
Dia memenangkan penghargaan Nobel Sastra pada Oktober 2021. Novel-novelnya dianggap tak berhenti menggambarkan efek kolonialisme dan penderitaan bagi para pengungsi atau imigran.
"Saya menulis tentang kondisi ini, karena saya ingin menulis tentang interaksi manusia dan apa yang dialami orang ketika mereka merekonstruksi kehidupan," kata Abdulrazak Gurnah usai kemenangannya di Nobel Sastra, belum lama ini.
Kepala Komite Akademi Nobel, Anders Olsson, mengatakan karya-karya Abdulrazak Gurnah memiliki resonansi khusus setelah 82 juta orang melarikan diri dari perang, penganiayaan, dan kekerasaan tahun lalu.
Setelah memenangkan Nobel, sang novelis mendesak Eropa untuk lebih memperhatikan lagi para pengungsi Afrika sebagai orang yang layak menerima perhatian. Dia juga menentang Brexit dan skandal Windrush yang membuat imigran dari Karibia menjadi sasaran pemerintah dalam beberapa tahun terakhir.
Abdulrazak Gurnah diketahui mulai menulis di Inggris saat berusia 21 tahun. Bahasa Swahili adalah bahasa pertamanya dan ia mengaku belajar bahasa Inggris di Zanzibar.
Sepanjang kariernya, dia sukses meluncurkan 10 novel dan sejumlah cerita pendek. Novel Paradise (1994) merupakan salah satu terobosannya yang berlatar belakang kolonial Afrika timur selama Perang Dunia I. Karyanya itu membawa namanya kepada Man Booker Prize.
Baca juga: Abdulrazak Gurnah Raih Nobel Sastra 2021 |
(tia/mau)