Apa yang kamu ingat ketika mendengar cerita rakyat dari Putri Mandalika asal Lombok? Atau legenda tentang Dongeng Timun Mas sampai cerita khas Disney yang mendunia?
Cerita-cerita itu pastinya punya kesan tersendiri di benak anak-anak maupun pecinta dongeng. Di balik itu semua, seorang penulis pendatang baru bernama Riyana Rizki mencoba untuk merekonstruksi legenda maupun mitos Tanah Air ke dalam 12 cerita pendek.
Buku kumpulan cerpen Jangan Pulang Jika Kamu Perempuan yang diterbitkan oleh penerbit Buku Mojok (Mojok Grup) merilisnya Agustus lalu. Kepada detikcom, Riyana Rizki menceritakan ide tentang kumcer yang mencapai cetakan kedua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kumpulan cerita ini bermula tahun 2014 ketika saya menulis cerita Jangan Pulang Jika Kamu Perempuan tapi saat itu judul dan ceritanya berbeda dengan versi saat ini. Saat itu kisah Mandalika hanya sampiran untuk mengantarkan cerita. Narator juga bukan dari tokoh aku, melainkan orang ketiga yang justru hanya mengamati," tutur Riyana Rizki, belum lama ini.
Lulusan Fakultas Ilmu Budaya UGM itu mengatakan setelah memiliki ide dari Putri Mandalika tersebut, dia mulai mempertimbangkan suara yang tidak terlalu kuat dengan struktur cerita seperti itu.
"Saya mengubah pola, teringat dengan mata kuliah resepsi, saya terpikir untuk mengambil kerangka besar Mandalika yang 'menolak' para pangeran dengan caranya sendiri. Mandalika telah lama ditafsirkan sebagai pengorbanan perempuan," katanya.
Penafsiran ini, lanjut dia, sudah saatnya diakhiri dan diganti dengan penafsiran yang lebih menguatkan posisi perempuan.
"Itulah mengapa saya membaca Mandalika di masa ini sebagai pilihan perempuan, bahkan jika itu adalah mati atau menjadi sendiri," sambungnya.
Setelah cerpen pertama selesai, Riyana Rizki pun melanjutkannya menjadi sebuah kumpulan cerita yang secara khusus merespons cerita rakyat, dongeng, dan mitos khas Indonesia.
Dalam buku kumcernya, Riyana Rizki mencoba memberikan perspektif berbeda tentang narasi-narasi arus utama di masyarakat kita. Narasi itu yang mengakar lewat cerita rakyat, legenda, maupun mitos yang turun temurun.
Dalam 12 cerpen tersebut, Riyana Rizki menyajikan belasan cerpen terpilih yang bertalian kuat dengan ragam dongeng, legenda, maupun cerita rakyat. Tak hanya Putri Mandalika saja yang ada di dalam cerita, namun isu-isu tentang perempuan lainnya juga sengaja dihadirkannya.
Riyana Rizki terpilih sebagai Emerging Writer dalam Makassar International Writers Festival 2018. Cerita pendeknya telah dipublikasikan di beberapa media cetak dan online.
Pada Maret 2019, dia menjadi satu dari 50 perempuan pekerja seni yang hadir dalam Peretas Berkumpul 01: PAKAROSO! di Poso, Sulawesi Tengah.
(tia/pus)