Dia mengutip salah satu filosofi Anak Bajang di dalam novelnya. "Kalau kamu diciptakan sempurna, kamu pilih mana diciptakan sempurna atau tidak? Pasti enak sempurna tapi Anak Bajang yang tidak sempurna merindukan sesuatu yang baik dan bersemangat menuju Maha Sempurna," ucapnya.
Dia pun melanjutkan, "Kita belajar dari Anak Bajang ini, figur jelek, raksasa tapi berbudi luhur, tulus, dan berkorban. Saya kira nilai-nilainya yang membuat Anak Bajang masih relevan."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pengamat sastra mengatakan kisah dalam buku Anak Bajang Menggiring Angin merepresentasikan perlawanan mereka yang lemah dan tak berdaya menghadapi absurditas nasib dan kekuasaan.
Dengan imajinasi simbolik dan kaya, makna filosofis yang mendalam dalam buku ini mampu menghidupkan kembali kisah klasik Ramayana dalam bentuk karya sastra.
Simak Video "Video: Jonathan Alden-Brisia Jodie Berencana Menikah Akhir Tahun Ini"
[Gambas:Video 20detik]
(tia/pus)