Kehadiran dua penulis ini sebelumnya mengikuti jejak penulis 'Titik Nol', Agustinus Wibowo, ke ajang BIBF pada 2016 silam. Saat itu ia sepanggung bersama penulis bestseller asal China, Yu Hua.
Ratih Kumala yang dikenal lewat novel 'Gadis Kretek' itu menuturkan menghadiri festival buku maupun pameran buku bagi seorang penulis adalah salah satu cara agar sastra Indonesia makin dikenal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun menambahkan, "Saya ingin orang tahu, bahwa sastra Indonesia itu menarik untuk dibaca, dan buku saya hanya salah satu dari banyak buku lain yang juga berkualitas dan patut diperhitungkan."
Keduanya bakal mengisi sesi diskusi di BIBF 2019. Pada Rabu (21/8), Sindhunata mengisi topik 'Stories from Indonesia: The Truth behind Coconut Tree, Firefly and White Sandy Beach'. Malam harinya ada Ratih Kumala yang mengisi acara 'Malam Sastra' dengan pembacaan novel 'Cigarette Girl' diiringi pertunjukan musik.
Keduanya juga akan hadir pada diskusi buku 'Literature from the East: What We Talk About When We Talk About Indonesian Literature' yang bertempat di The Bookworm Beijing, pada hari Jumat (23/8) mulai pukul 19.00.
"Target Gramedia Pustaka Utama di BIBF tahun ini adalah menambah jumlah rights buku GPU yang terjual ke pasar China. Rencananya juga, setelah ini kami akan lebih serius menggarap pasar Asia Timur," ungkap perwakilan International Marketing Kelompok Penerbit Kompas Gramedia, Wedha Stratesti.
BIBF 2019 berlangsung pada 21 hingga 25 Agustus 2019 di China International Exhibition Center Shunyi, Beijing.
(tia/doc)