Sepeninggal Ajip Rosidi, ada banyak warisan yang tinggalkannya. Salah satunya mengenai rencana penggarapan Kamus Besar Bahasa Sunda yang belum selesai.
Hal tersebut diungkap oleh budayawan Sunda, Hawe Setiawan, yang juga membantu menjadi juri dalam Hadiah Sastra Rancage selama 6 tahun belakangan.
Hawe menuturkan sastrawan senior kelahiran Majalengka itu pernah membahas tentang Kamus Besar Bahasa Sunda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setahu saya itu salah satu agenda utamanya dari Pak Ajip. Ya belum selesai, saya menduga sudah sekian persen, 50 persen sudah terwujud cuma juga namanya kehendak alam keburu beliau meninggal," tutur Hawe Setiawan ketika dihubungi detikcom, Kamis (30/7/2020).
Hawe Setiawan yang menjadi juri Hadiah Sastra Rancage kategori sastra Sunda dan Bali itu menuturkan pertemuan terakhir dengan Ajip Rosidi pada Januari 2019. Saat itu, penghargaan sastra Rancage diberikan bertepatan dengan ulang tahun sang budayawan.
"Saya tahu kegiatan pokoknya beliau (Ajip Rosidi) adalah merealisasikan penerbitan kamus besar bahasa Sunda, yang dibantu sama rekan-rekan yang lebih muda," sambung Hawe Setiawan.
Selain itu, masih ada warisan Ajip Rosidi dan sejumlah agenda kebudayaan yang harus dijaga dan diteruskan, yakni Yayasan Kebudayaan Rancage yang didirikan sejak 1989.
Yayasan yang memberikan anugerah kepada sosok yang melestarikan sastra-sastra daerah itu saat ini dipegang oleh putri mendiang Ajip Rosidi. Dibantu dengan rekan-rekan budayawan dari Bandung lainnya.
"Saya sendiri ikut membantu dalam penjurian. Praktis sejak beberapa tahun terakhir, sudah ditangani bukan oleh Pak Ajip tapi tim Yayasan Kebudayaan Rancage," katanya.
Hawe Setiawan berharap semoga keluarga besar Ajip Rosidi akan meneruskan warisan yang selama ini dibangun oleh sang maestro.
"Saya harap dan percaya keluarga besar almarhum akan dapat amanat untuk meneruskan kegiatan yayasan ini. Di smping itu, ada banyak agenda kebudayaan lain yang ditinggalkan," ucap Hawe.
Di antaranya adalah Pusat Studi Sunda di Bandung yang didirikan Ajip Rosidi sejak awal 2000-an. Hawe mengatakan perpustakaannya menjadi sumber penelitian bagi sastra Sunda.
Ada juga perpustakaan pribadi yang dibangun di kediaman pribadinya di Pabelan, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah. Di dalam perpustakaan diyakini ada puluhan ribu judul, dokumentasi kliping dan majalah, serta lukisan-lukisan.
Sastrawan yang juga suami aktris senior Nani Wijaya meninggal di Rumah Sakit Tidar Magelang pada 29 Juli 2020 pukul 22.30 WIB. Rencananya, jenazah akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Pabelan, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah, pada pukul 11.00 WIB, hari ini.
(tia/dar)