Kisah mengenai Majapahit ada banyak yang bisa ditelisik dalam sejarah bangsa. Hal itulah yang dicoba diangkat oleh Mhyajo yang meriset mengenai sejarah Gayatri sejak 2019.
Mhyajo yang tertarik dengan kitab Kakawin Nagarakretagama bersama 8 orang penerjemah lainnya di Yogyakarta mencoba untuk menafsirkan ulang. Dari tafsiran itu, perempuan yang menjadi sutradara pementasan opera Majapahit: Gayatri Sang Ri Rajapatni mementaskannya akhir pekan lalu.
Dalam pertunjukan opera yang disutradarainya, Putri Gayatri yang berasal dari Kerajaan Singasari pada abad ke-13 berupaya mencapai impian masa mudanya. Dia mempertahankan dan melestarikan warisan dari mendiang ayahandanya, Kertanegara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karya ini sarat riset sejarah serta antropologis, yang akan membuat penonton seolah berada dalam semesta yang amat berbeda namun familiar. Penonton diajak untuk menikmati kekayaan dan kesakralan karakter seorang Putri Gayatri.
Dengan kemampuan dan kecerdasannya berjuang untuk menjamin kelangsungan hidup, Gayatri juga merancang kejayaan kerajaan Majapahit.
Sebelum dipentaskan di TIM akhir pekan lalu, panggung opera Majapahit: Gayatri terlebih dahulu memukau di Edinburgh Festival Fringe pada 2021.
Mhyajo menuturkan ada 19 orang pemain sekaligus penari pertunjukan yang berhasil memainkan perannya. Sejak dua tahun yang lalu, Mhyajo dan tim telah melakukan audisi dan melibatkan mereka yang berasal dari Jakarta, Bali, Riau, dan Pulau Jawa.
"Ini pertunjukan kontemporer tapi berasal dari adaptasi Nusantara," kata Mhyajo.
Salah satu yang tak kalah penting dalam panggung ini adalah narator yang dibacakan oleh Ravindra yang diperankan oleh Rendra Bagus Pamungkas dan Sanchita.
"Bingkai cerita, sedari awal hingga selesainya perjalanan lakon Gayatri, akan dituturkan mereka berdua, sebagai narator. Menjadi sebuah bagian sangat penting, dan tak terpisahkan dari pementasan opera majapahit: GAYATRI Sang Sri Rajapatni. Yang mana konsep opera ini, proses persiapannya, memakan waktu sampai 5 tahun lamanya," sambungnya.
Pertunjukan ini juga direkam dalam bentuk film monochrome audio-visual yang telah dianugerahi Highly Commended di ajang Asian Arts Awards 2021. Serta menjadi salah satu Finalist pada OnComm 2022: Live Stream Category Offices UK (Off West End Theatre Awards).
Baca juga: Legenda Seni Korea Kim Jung Gi Meninggal |
(tia/dar)