Gudskul Ekosistem akan berangkat ke Kassel, Jerman. Mereka akan menghadiri pameran seni international Documenta fifteen.
Gudskul akan membuat sekolah kolektif dalam ruang Museum Fridericianum. Mereka akan mengusung konsep temujalar.
Arman, Business Development Gudskul Ekosistem mengaku senang akan hal tersebut. Pihaknya merasa terhormat bisa menghadiri acara pameran itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebuah penghargaan luar biasa dari dunia seni rupa internasional, karena sejak Documenta diselenggarakan Tahun 1955, baru kali ini, di Documenta 15, yang menjadi artistic directornya adalah dari Asia--Ruang Rupa," kata Arman.
Baca juga: Gudskul Ekosistem Bawa Pasar Ilmu ke Kassel |
"Dan Ruang rupa ini merupakan salah satu entitas yang ada di Gudskul Ekosistem. ya seneng pastinya," sambungnya.
Melihat ekosistem documenta lima belas sebagai sumber pengetahuan, Gudskul mencoba untuk mengatur pengetahuan tersebut sebagai sebuah sekolah. Bertajuk Sekolah Temujalar, yang merupakan kelanjutan dari metode pedagogis seni eksperimental dalam hal kolektivitas dan keramahan dalam seni rupa kontemporer yang telah dilakukan oleh Gudskul sejak 2018.
Jika tidak ada halangan, Gudskul akan berangkat ke Jerman bulan ini. Mereka akan menghadiri pameran pada tanggal 18 Juni hingga 25 September 2022.
Peserta sekolah temujalar terdiri dari kolektif-kolektif seni dari Indonesia, Malaysia, Australia, dan Hong Kong. Peserta akan menjalani proses pembelajaran kolektif kritis yang mengedepankan pentingnya dialog spekulatif dan berorientasi solusi melalui praktik langsung dan pembelajaran berbasis pengalaman.
Berawal dari kultur nongkrong di Indonesia, di mana orang-orang dari berbagai kalangan dapat duduk bersama dalam lingkaran tanpa tujuan dan batasan waktu tertentu, berbagi cerita dan pengetahuan, menciptakan waktu bersama dan tempat yang aman.
Untuk melampaui Sekolah Temujalar, Gudskul juga membuat platform digital Temujalar (temujalar.art) yang didasarkan pada gagasan bahwa platform online memungkinkan pertukaran pengetahuan melintasi batas geografis dan zona waktu (di luar documenta15).
Ketimpangan kesempatan jalan-jalan bagi banyak orang (yang bisa disebabkan oleh pandemi, peraturan visa masing-masing negara, kurangnya subsistensi, dukungan institusional dan akses) telah membuat internet menjadi pintu gerbang bagi para seniman untuk saling terhubung.
(hnh/tia)