Kisah Hidup Fotografer Bumiputera Pertama Diangkat ke Panggung Teater

Kisah Hidup Fotografer Bumiputera Pertama Diangkat ke Panggung Teater

Tia Agnes - detikHot
Jumat, 22 Apr 2022 12:20 WIB
Titimangsa Foundation Gelar Pertunjukan Serial Di Tepi Sejarah musim kedua
Titimangsa Foundation kisah hidup tentang fotografi Bumiputera pertama, Kassian Cephas. Foto: Courtesy of Yose Riandi/ Titimangsa Foundation
Jakarta -

Serial monolog Di Tepi Sejarah musim kedua mengangkat salah satu tokoh penting di dunia fotografi. Perjalanan hidup Kassian Cephas yang dikenal sebagai fotografer Bumiputera pertama di Hindia Belanda (Indonesia) itu diangkat ke panggung teater.

Nama Kassian Cephas memiliki pengaruh kuat dalam pekembangan dunia fotografi negeri ini. Lahir di Sleman pada 1845, Kassian Cephas menjadi anak angkat misionaris Belanda, Christina Petronella Philips.

Dalam asuhannya tersebut, ia mendapat pendidikan ala Eropa termasuk ilmu fotografi. Kassian Cephas juga pernh menjadi abdi dalem penewu Keraton Mataram Yogyakarta khusus tugas memotret.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di lingkungan Keraton, Kassian Cephas membuat potret raja, keluarga kerajaan, upacara-upacara keraton sampai aktivitas masyarakat di sekitarnya. Karya-karya Kassian Cephas dikenalkan ke dunia luar melalui buku karangan Isaac Groneman.

Penulis naskah pementasan Mata Kamera, Hasta Indriyana, mengatakan sosok Kassian Cephas adalah fotografer yang juga sebagai pembawa pesan.

ADVERTISEMENT
Titimangsa Foundation Gelar Pertunjukan Serial Di Tepi Sejarah musim keduaTitimangsa Foundation Gelar Pertunjukan Serial Di Tepi Sejarah musim kedua Foto: Courtesy of Yose Riandi/ Titimangsa Foundation

"Ia menangkap identitas bangsanya dengan kamera. Teknologi canggih pada masanya itu bukanlah sebuah tujuan, tapi menjadi alat untuk mengabarkan dirinya kepada dunia luar," tuturnya.

Sosok Kassian Cephas juga seperti lensa yang memantulkan berbagai hal di sekitarnya. Pada 1889, ia ditunjuk oleh pemerintah Hindia Belanda untuk proyek Karmawibangga yang mengeksplorasi Candi Borobudur.

Hasil jepretan Kassian Cephas yang menjadi koleksi KITLV juga menjadi dokumentasi penting bagi titik mula fotografi Indonesia. Sayangnya kiprahnya bagi bangsa Hindia Belanda tidak begitu dikenal di masa sekarang.

Dalam adaptasi pertunjukan teater yang diproduksi oleh Titimangsa Foundation, Kassian Cephas diperankan oleh Muhammad Nur Qomaruddin dari anggota Teater Garasi Yogyakarta. Dia mengatakan berperan sebagai sosok bersejarah yang hidup di akhir abad ke-19 penuh dengan tantangan.

Titimangsa Foundation Gelar Pertunjukan Serial Di Tepi Sejarah musim keduaTitimangsa Foundation Gelar Pertunjukan Serial Di Tepi Sejarah musim kedua Foto: Courtesy of Yose Riandi/ Titimangsa Foundation

"Tantangan utamanya adalah keterbatasan sumber indonesia untuk riset atau membayangkan kehidupan pada masa tersebut. Tantangan itu juga menjadi peluang untuk melakukan tafsir atas sosoknya," katanya.

Pementasan Mata Kamera digelar secara terbatas pada 20-21 April 2022 di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) dan bakal ditayangkan secara daring di Indonesiana TV pada Agustus.




(tia/dal)

Hide Ads