5 Fakta Lee Man Fong, Pelukis Istana Asal China Era Bung Karno

5 Fakta Lee Man Fong, Pelukis Istana Asal China Era Bung Karno

Tia Agnes - detikHot
Senin, 27 Des 2021 15:03 WIB
Restorasi Mahakarya Lukisan Lee Man Fong di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta butuh waktu selama setahun.
Mahakarya Lee Man Fong yang ada di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat. Foto: Hotel Indonesia Kempinski Jakarta/ Istimewa
Jakarta -

Dalam jajaran nama-nama besar seniman kenamaan Indonesia, Lee Man Fong adalah salah satu pelukis yang diperhitungkan karya-karyanya. Sepeninggal seniman asal China tersebut, lukisan-lukisannya jadi yang paling diburu oleh kolektor seni dunia.

Lee Man Fong lahir di dataran China, besar serta belajar kuliah seni di Singapura. Di sana, ia belajar melukis dengan pelukis Lingdam.

Berikut 5 fakta Lee Man Fong, seperti dirangkum detikcom:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. 33 Tahun di Indonesia

Setelah besar di Singapura dan belajar di sana, Lee Man Fong tinggal di Indonesia. Selama 33 tahun, Lee Man Fong tinggal di Indonesia.

Di masa Perang Dunia kedua, ia ditawan di Jepang dan setelah Indonesia merdeka, ia diketahui dipercaya oleh Soekarno untuk menjadi pelukis Istana Kepresidenan. Lee Man Fong pun menjadi Warga Negara Indonesia.

ADVERTISEMENT

2. Pernah Ditahan Jepang

Pada 1942, Lee Man Fong dipenjara karena penentangannya terhadap kolonialisme Jepang di Indonesia. Setelah enam bulan di penjara, Takahashi Masao, seorang perwira Jepang, membantunya keluar dari penjara dan tertarik pada potensi artistiknya.

3. Pelukis Istana Era Bung Karno

Di era Presiden Soekarno, nama Lee Man Fong melejit menjadi pelukis Istana Kepresidenan. Dari tahun 1961 sampai 1966, Lee Man Fong menjabat sebagai pelukis istana.

Dalam arsip digital IVAA, disebutkan pada 1964, Lee Man Fong bersama dengan Lim Wasim menyusun 5 volume dari koleksi lukisan dan patung Istana Negara, koleksi Presiden Soekarno.

Selama periode ini, dia dianugerahi kewarganegaraan Indonesia. Namun di 1967, ketika Soekarno jatuh dari kepresidenan digantikan Suharto sebagai awal dimulainya Orde Baru, Lee Man Fong pindah ke Singapura.

Kedekatannya dengan Bung Karno dan dugaan memiliki kecendrungan komunis mengakibatkan keputusan sang seniman untuk pindah ke Singapura pada 1970. Di sana, ia melukis binatang dari zodiak Tionghoa untuk dijual.

(Baca halaman berikutnya soal fakta pelukis Lee Man Fong)

4. Aktif Sejak Dekade 1930-an

Lukisan-lukisan Lee Man Fong diakui sebagai perintis pelukis Asia Tenggara. Sejak dekade 1930-an, namanya telah dikenal sebagai seniman.

Pada 1932, dia bermigrasi ke Jawa dan bekerja untuk Kolff, sebuah perusahaan percetakan dan penerbitan Belanda. Dia juga mendirikan semacam biro jasa iklan di Jakarta.

Pada 1936, kepala Hindia Belanda di Batavia mengundang asosiasinya untuk berpartisipasi dalam sebuah pameran. Ia merupakan artis non-Belanda pertama yang diberikan undangan ini.

5. Mahakarya Lee Man Fong

Mahakarya Lee Man Fong berada di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta. Lee Man Fong membuatnya di tahun 1962 yang baru saja selesai direstorasi oleh konservator Italia pada Agustus 2020.

Lukisan Lee Man Fong dibuat pada 1961 atas permintaan presiden pertama Indonesia, Soekarno. Bung Karno mengatakan, ia ingin memajang lukisan flora dan fauna yang ada di Indonesia.

Selama setahun pula, Lee Man Fong mengerjakan. Sayangnya lukisannya kerap berpindah tempat sampai menyebabkan beberapa bagian rusak dan cat warna memudar.

Lee Man Fong membuat tiga panel raksasa untuk lukisan Margasatwa dan Puspita Indonesia. Panel pertama diisi oleh gambar binatang domestik, binatang air atau bawah laut, serta terakhir hewan liar.



Simak Video "Djoko Pekik Dimakamkan di Makam Seniman Girisapto Imogiri Besok"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads