Sulitnya Ahda Imran Riset Sosok Ini Buat Monolog Di Tepi Sejarah

Sulitnya Ahda Imran Riset Sosok Ini Buat Monolog Di Tepi Sejarah

Tia Agnes - detikHot
Rabu, 22 Sep 2021 19:45 WIB
Seri Monolog Di Tepi Sejarah
Di Tepi Sejarah hadirkan empat tokoh bersejarah yang tak pernah dalam buku sejarah Foto: Titimangsa Foundation
Jakarta -

Seri monolog Di Tepi Sejarah ditayangkan ulang di kanal khusus budaya Indonesiana. Demi menghadirkan empat sosok yang tak ada dalam buku sejarah, tim kreatif di baliknya berusaha melakukan riset mendalam.

Penulis naskah asal Bandung, Ahda Imran yang menulis untuk sosok Sepinya Sepi dan Nusa yang Hilang, menceritakan proses di balik penggarapan skenario yang bekerjasama dengan Titimangsa Foundation tersebut.

"Saya menulis dua naskah, penulisan keduanya mencoba bukan hanya menghadirkan dan mengenalkan kedua sosok yang berada di tepian sejarah saja tapi juga melakukan penafsiran," tuturnya saat jumpa pers virtual.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahda Imran menuturkan dalam lakon monolog berjudul Sepinya Sepi, dia mengangkat sosok perempuan tua Tionghoa bernama The Sin Nio yang diperankan Laura Basuki. Ketika muda, The Sin Nio terjun ke medan perang namun harus berganti identitas menjadi laki-laki.

Dia pun memakai nama pribumi dan muslim, yakni Moechamad Moechsin. The Sin Nio sadar akan masa lalunya dan hidup kesepian di masa tua. Ia tidak diakui menjadi seorang pahlawan karena identitas yang berbeda.

ADVERTISEMENT

"Saya melihat bukan hanya soal identitas, tapi juga membela kemanusiaan yang melampaui warna kulit, agama, dan kebangsaan," tambahnya.

Meriset tokoh The Sin Nio, Ahda Imran hanya mendapatkan tiga sumber berita. Di antaranya ada di Majalah NOVA tahun 1984, Suara Merdeka tahun 1980-an, dan Koran Sarinah di 1984.

"Saya mengecek semua sumber dan data untuk menguji kembali. Dengan bantuan Museum Peranakan Tionghoa, akhirnya saya dapat salah satu kontak cucu dari The Sin Nio. Tentang sejarah keluarga mereka dan risetnya lumayan berdarah-darah untuk sosok ini," katanya.

Selain itu, Ahda Imran juga melakukan riset untuk tokoh sejarah Ketut Tantri yang turut berjuang di medan revolusi.




(tia/dal)

Hide Ads