Pameran Seni Rupa Virtual Tampilkan Karya Riar Rizaldi

Pameran Seni Rupa Virtual Tampilkan Karya Riar Rizaldi

Tia Agnes - detikHot
Senin, 09 Agu 2021 18:04 WIB
Pameran Seni Rupa Virtual Universal Iteration
Foto: Komunitas Salihara
Jakarta -

Pameran seni rupa virtual Universal Iteration yang digelar oleh Komunitas Salihara Art Center masih berlangsung. Seniman keempat yang ditampilkan karyanya adalah Riar Rizaldi.

Seniman sekaligus kurator muda asal Bandung itu saat ini tengah menempuh pendidikan doktor di City University, Hong Kong. Di pameran daring kali ini, ia menampilkan karya berjudul Ghost Like Us.

Kurator pameran Universal Iteration, Bob Edrian mengatakan karya Riar Rizaldi merupakan esai sinematik pendek tentang perubahan politik-ekonomi dan teknologi yang mengubah sinema horor Indonesia sejak tahun 1970-an.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karya Ghost Like Us menjadi represensi spektrum karya seni media yang tidak hanya mengangkat beragam isu dan narasi, tapi juga memantik pembicaraan tentang kesadaran internet itu sendiri," ungkap Bob Edrian, dalam keterangan pers yang diterima detikcom, Senin (9/8/2021).

Dalam karya Ghost Like Us, sang seniman menampikan nuansa mistik dalam penggambaran hantu-hantu 'yang menganggu'. Setiap dekade, film horor Indonesia diproduksi tidak hanya mewakili perkembangan artistik dan teknologi saja tapi juga situasi yang terjadi di Indonesia.

ADVERTISEMENT
Pameran Seni Rupa Virtual Universal IterationPameran Seni Rupa Virtual Universal Iteration Foto: Komunitas Salihara

"Ghost Like Us menawarkan pendekatan essayisticyang yang mengkaji dinamika pedesaan-perkotaan dalam sinema horor dari rezim
Orde Baru hingga munculnya genre horor terdekonstruksi di gaya kino-pravda, Misteri Bondowoso," kata Bod Edrian.

Karya-karya Riar Rizaldi fokus pada hubungan antara kapital dan teknologi, materialistas, dan fiksi teoritis.

Ia juga kerap mengeksplorasi hubungan di antara manusia dan teknologi, media dan teknologi konsumer, sirkulasi citra, dan intervensi jaringan.

Melalui karya-karyanya, seniman yang juga berprofesi sebagai musisi juga mempertanyakan gagasan akan temporalitas, politik citra, dan konsekuensi dari perkembangan teknologi.

Pameran seni rupa virtual ini juga mengajak kita menikmati pengalaman baru dalam mengapresiasi seni rupa berbasi digital. Sejak dibuka pada Mei 2021, Universal Iteration menampilkan karya dari Blanco Benz Atelier, Natasha Tontey, dan Farhanaz Rupaidha.

"Pameran ini menawarkan pengalaman mengapresiasi karya-karya seni media melalui layar atau gawai yang terkoneksi internet," pungkas Bob Edrian.

Universal Iteration berlanjut sampai November 2021.




(tia/dar)

Hide Ads