Musim Seni Salihara segera dibuka akhir pekan ini pada 12 September 2020. Seniman performans Melati Suryodarmo yang telah melanglang buana ke mancanegara akan membawakan dua acara.
Pada 12 September pukul 12.00 WIB, Melati Suryodarmo menampilkan lecture performance yang berjudul Mencari Jarum dalam Setumpuk Jerami. Pentas yang disiarkan di YouTube itu menghadirkan film dokumenter autobiografi.
Direktur program Musim Seni Salihara, Nirwan Dewanto, menuturkan pihak Komunitas Salihara telah mengundang seniman performans asal Solo itu untuk ke festival seni tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"1,5 tahun yang lalu, kami meminta Melati untuk membawakan lecture performance. lecture tapi ada unsur performans. Akhirnya Melati membuat karya video dokumenter soal perjalanan karyanya," tutur Nirwan Dewanto, saat jumpa pers virtual via Google Meet, Kamis (10/9/2020).
Pengalaman berkarya dan proses kreatif Melati Suryodarmo yang tinggal di lingkungan kesenian akan hadir dalam Musim Seni Salihara. Melati semasa kecil tinggal di Surakarta, Jawa Tengah sampai ia bersentuhan dengan budaya lain di Indonesia dan dunia.
Setelah lecture performance, Melati Suryodarmo akan berbincang soal Musim Seni Salihara di hari yang sama pukul 19.00 WIB.
"Semua acara ini ditampilkan secara digital, ada juga diskusi dalam satu forum. Kita sendiri tidak tahu sampai kapan selesai Corona ini, kita tahu juga angka Corona naik lagi dan seni pertunjukan selalu ada di ruangan tertutup," tutur Nirwan.
Komunitas Salihara yang menyelenggarakan Musim Seni Salihara secara virtual merupakan cara beradaptasi saat pandemi COVID-19. Di festival seni pertunjukan kali ini, ada seniman visual, seniman pertunjukan dari bidang tari, musik, sampai teater yang akan unjuk gigi.
"Para seniman dengan sadar mempertimbangkan berbagai aspek seni video, editing, kamera working, dan itulah yang terjadi di festival Musim Seni Salihara," tukasnya.
Melati Suryodarmo yang merupakan lulusan Hochschule fΓΌr Bildende KΓΌnste Braunschweig (Jerman) telah menghasilkan banyak karya pertunjukan yang dipentaskan di berbagai festival dan pameran internasional sejak 1996.
Beberapa di antaranya adalah di The Exhibition of the Life of Egon Schiele, Van Gogh Museum Amsterdam (2005), Luminato Festival (Toronto, 2012), Asia Pacific Triennial (Brisbane, 2015), dan Europalia Festival (Brussels, 2017).
Ia pernah mendapatkan hibah dari Ministry of Culture and Science Niedersachsen, Jerman pada 2003 dan 2008. Atas kiprahnya di dunia kesenian, ia pun diganjar sebagai Best Artist dari Art Stage Jakarta Award pada 2017.
(tia/dar)