Respons Situasi Pandemi, Musim Seni Salihara Digelar Virtual

Respons Situasi Pandemi, Musim Seni Salihara Digelar Virtual

Tia Agnes - detikHot
Rabu, 02 Sep 2020 13:04 WIB
Komunitas Salihara Gelar Musim Seni Salihara secara daring
Komunitas Salihara menggelar Musim Seni Salihara sepanjang bulan September Foto: Komunitas Salihara/ Istimewa
Jakarta -

Komunitas Salihara tak berhenti bergerak saat pandemi COVID-19. Meski belum membuka ruang galeri dan teater, Komunitas Salihara merespons situasi dengan menyelenggarakan gelaran Musim Seni Salihara secara virtual.

Musim Seni Salihara berasal dari inisiasi acara tahunan yang digelar selama 7 tahun belakangan bernama SIPFest.

"Musim Seni Salihara bukan pengganti atau bayang-bayang dari SIPFest karena acara ini sepenuhnya bersifat daring," tulis keterangan yang disiarkan Komunitas Salihara seperti diterima detikcom, Rabu (2/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Program acara yang dihadirkan, lanjut Komunitas Salihara, dibuat pertama kalinya dalam format digital.

"Musim Seni Salihara juga dapat menjadi sarana publik untuk mendukung keberlangsungan kesenian serta para seniman. Dari inisiatif inilah dimulai digital presence Salihara untuk kini dan masa depan," lanjut Komunitas Salihara.

ADVERTISEMENT

Musim Seni Salihara dibuka pada 12 September dengan lecture performance dan bincang-bincang secara live dengan Melati Suryodarmo.

Performance artist asal kota Solo, Jawa Tengah, itu akan berbicara mengenai refleksi pribadi tentang khazanah gerak dan tari Nusantara yang menjadi digital. Agenda berikutnya sampai akhir bulan September, secara berkala acara digelar.

Muhammad Khan dan Putri Ayudya akan menampilkan pembacaan sastra karya sastrawan-sastrawan penting Tanah Air yaitu Sapardi Djoko Damono dan Subagio Sastrowardoyo.

Di bidang musik, ada tiga komposer muda dari khazanah musik kontemporer. Di antaranya adalah Gatot Danar Sulistyanto, Gema Swaratyagita dan Nursalim Yadi Anugerah. Dari bidang seni tari, akan tampil tiga koreografer muda yaitu Ayu Permata, Eyi Lesar, dan Riyo Tulus Pernando.

Di bidang teater ada Jim Adhi Limas yang bercerita tentang Rolland Dubillard. Dubillard adalah salah satu penulis Prancis yang banyak bekerja untuk teater dan film Les Diablogue (1975) salah satu karya Dubillard yang hingga kini masih muncul di panggung-panggung teater Prancis.




(tia/dar)

Hide Ads