Eko Nugroho Bawa 'Kenangan Kunang-kunang' ke Singapura

Eko Nugroho Bawa 'Kenangan Kunang-kunang' ke Singapura

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 25 Jun 2019 16:00 WIB
Eko Nugroho Bawa 'Kenangan Kunang-kunang' ke Singapura Foto: National Gallery of Singapore/ Istimewa
Jakarta - Apa yang paling diingat dari kunang-kunang? Binatang sejenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya ketika malam hari itu ternyata membawa kenangan tertentu terhadap seniman Eko Nugroho.

Lewat karya instalasi 'Kenangan Kunang-Kunang' atau 'Memories of Fireflies', Eko Nugroho membawa ciptaannya ke Singapura. Ia berpartisipasi di ajang 'The Gallery Children's Biennale: Embracing Wonder' bersama seniman-seniman Asia lainnya.

Eko Nugroho menampilkan enam Damar Kurung yang merupakan lentera kertas tradisional. Lentera tersebut menggambarkan adegan kehidupan Jawa sehari-hari sampai nilai-nilai penting seperti rasa hormat, perdamaian, cinta, dan lain-lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Pengunjung juga diundang untuk menjelajahi lentera dengan melakukan berbagai aktivitas interaktif," tulis keterangan yang diterima detikHOT, Selasa (25/6/2019).

Eko Nugroho Bawa 'Kenangan Kunang-kunang' ke Singapura Eko Nugroho Bawa 'Kenangan Kunang-kunang' ke Singapura Foto: National Gallery of Singapore/ Istimewa


Aktivitas interaktif yang dihadirkan pengunjung akan mengubah karya dengan cahaya, bayangan, warna, dan bentuk. Perubahan tersebut berkontribusi pada ide-ide besar demokrasi yang ingin disampaikan sang seniman.

Karyanya juga dimeriahkan oleh mural di dinding yang berjudul 'Tightly Hugging Care, Love, Peace'. Muralnya menggambarkan pemandangan harapan yang penuh cinta, perhatian, dan perdamaian antar umat manusia.



Eko Nugroho dikenal sebagai seniman yang bekerja dengan berbagai medium. Ada batik, topeng, wayang kulit, dan mural berskala besar. Tinggal di Yogyakarta, karyanya terinspirasi dari budaya Jawa dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya.

Warna-warni cerah yang dihadirkan oleh Eko membuat karyanya diminati publik dunia, termasuk digaet Louis Vuitton untuk dijadikan scraf. Karya instalasi Eko Nugroho di Singapura berlangsung pada 25 Mei hingga 29 Desember 2019 di Galeri Nasional Singapura. (tia/nu2)

Hide Ads