Pameran persahabatan yang berlangsung sejak 2014 lalu, kali ini lebih mengekspolorasi dan mengundang banyak peserta pameran. Totalnya ada 77 seniman yang berpartisipasi, 13 di antaranya mengikuti simposium.
Kurator pameran yang bertajuk 'The Representation of Art in Asia : From Traditional to Contemporary' mengatakan eksibisi dua negara ini menghadirkan kembali nilai-nilai warisan budaya tradisi Indonesia dalam konteks yang lebih kekinian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam hal ini interpretasi warisan nilai bisa dituangkan dalam bentuk ide, rupa atau medium yang dihadirkan lagi sesuai dengan semangat zamannya sehingga menghasilkan karya yang mencerminkan persilangan warisan budaya masa lalu, masa kini, dan imbas dari budaya global," ujarnya dalam keterangan yang diterima detikHOT.
Seniman dari komunitas seni deDada Bintaro Jakarta, Credo Art Studio Jatibening Bekasi, beberapa dosen dan mahasiswa dari ISBI Bandung, ITB, Telkom University, Itenas, beberapa alumni ISBI Bandung, dan seniman lainnya turut berpamaeran. Di antaranya adalah Chandra Maulana, Fifi Rahmi Octini, Yeni Fatmawati, Edo Makarim, Ranny Saraswati, Cut Sina dari deDada dan Credo Art Studio.
Lalu mahasiswa ISBI Bandung ada Hartono, Paramitha Pebrianti, Carlos Kolano, Rifatul Azis, Ika Rostika, Yusrina Zati Bayani, Lukmanul Hakim Aziz, Desi Tera Nurhasanah, Ghita Ghaida, Suci Rahayu, dan lain-lain.
"Kami berharap pameran persahabatan ini jadi motivasi bagi para seniman khususnya mahasiswa seni untuk terus berkarya," pungkas Agus.
(tia/dal)