Perupa yang merupakan ibunda dari kritikus sekaligus penulis seni Jean Couteau itu di masanya sangat dikenal publik. Geneviève Couteau datang ke Asia pada akhir tahun 1960-an dan mempelajari kebudayaan yang ada di Pulau Dewata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sosok Geneviève Couteau telah menghasilkan karya yang melakukan pendekatan lebih universalis dan feminin dibandingkan para maestro yang ada sebelum Perang Dunia kedua.
Sepanjang kariernya sebagai seniman, Geneviève Couteau memberikan perhatian pada dua budaya yang paling khas dari Asia, yakni Laos dan Bali. Dia mendalami spiritualitas di Bali secara mendalam pada 1975.
"Apa yang disumbangkan Geneviève Couteau pada Bali di bidang seni rupa adalah pandangan khas perempuan di zamannya. Berbeda dengan pendahulunya sebelum Perang Dunia kedua, bukan tubuh yang ia gambarkan apalagi sebagai sasaran nafsu, tapi wajah perempuan Bali yang pandangannya tertuju pada 'dunia jauh'," tulis Jean Couteau dalam katalog.
Geneviève Couteau wafat pada 17 Desember 2013 dengan meninggalkan banyak karya dan jejak perburuan estetik. Pameran dibuka malam ini pukul 18.00 WIB di Gedung A, Galeri Nasional Indonesia.