Pameran seni 'Dua Kutub' yang baru saja dibuka semalam di Galeri Nasional Indonesia menandai perhelatan yang ketiga.
"Ini yang ketiga kalinya. Di tahun 2012, kami pameran bersama di Bandung kemudian awal 2017 di Surabaya, dan 'Dua Kutub' yang ketiga di awal 2018 ya di Jakarta," ujar Masdibyo ditemui detikHOT di sela-sela pembukaan pameran, Kamis (11/1/2018) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lulusan IKIP Surabaya itu mengatakan meski sudah tiga kali terselenggara, keduanya tetap memamerkan karya sesuai dengan ciri khasnya masing-masing. Hanya ada satu benang merah, yakni kritik terhadap isu sosial dan politik yang terjadi di Indonesia.
![]() |
"Kegelisahan kami itu sama, yang kami rasakan juga sama, cuma karena letak geografis yang berbeda kemudian kami melahirkan karya yang berbeda," ujar Masdibyo.
Kegelisan yang dimaksud Masdibyo terlihat dalam beberapa lukisan yang dipajang. Misalnya saja lukisan 'Masdibyo Aku Kapok!! (Menangkap Koruptor)', seri lukisan 'Koruptor Dibuang ke Laut Diadili Ikan Laut Dalam' yang memuat gambar tahanan KPK mengenakan rompi oranye yang tengah digigit ikan, seri 'Malima', dan lain-lain.
Gigih Wiyono pun tak ketinggalan hadir lewat kritik 'Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia' yang berada di ruang depan Galeri Nasional Indonesia.
Baca juga: 10 Pameran Seni Terpopuler 2017 |
![]() |
"Seri lukisan itu kegelisahan saya. Keadilan yang mana, buat siapa, orang kaya makin kaya, miskin makin miskin, lulus kuliah bekerja tidak sesuai disiplin ilmunya. Keadilan hanya bisa dicapai dengan kemakmuran, tanpa kemakmuran tidak bisa bicara soal keadilan," tutup Gigih.
Pameran seni 'Dua Kutub' berlangsung mulai 10-21 Januari 2018 di Gedung A, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.