Sosok astronot yang mengenakan kostum berwarna oranye nyentrik berada di tengah pepohonan. Tangan kanan memegang pena raksasa yang terbakar di bagian ujung, dan tangan kirinya gunung berapi. Sang astronot bersanding dengan hewan buas.
Penggambaran itu ada dalam figur patung berskala ukuran manusia dan lukisan yang berada di tengah galeri. Pemandangan itu menyapa pencinta seni di ruang D Gallerie Jakarta. Figur astronot ala Iwan Suastika menjadi ikon sekaligus penyampai pesan dari keseluruhan pameran tunggal The Man Who Carried a Mountain.
Pameran tunggal Iwan Suastika yang berlangsung hingga 12 September itu berlangsung di D Gallerie. Kepada detikcom, Iwan menuturkan mengenai makna dari astronot dalam karya-karyanya yang muncul bertepatan dengan kelahiran anak pertama di awal pandemi 2020.
Baca juga: 'Saya Adalah Semesta' ala Iwan Suastika |
"Saya nggak kebayang awalnya akan menjadikannya series astronot. Muncul pas pertama kali di tahun 2020. Pemicu awalnya adalah anak saya lahir dan aku mulai kepikiran konsep pameran ini," katanya.
Menurut keterangan Iwan, di saat kemunculan astronot kondisi dunia sedang tidak baik-baik saja. Di tengah wabah Corona, generasi baru lahir.
"Kontradiktif banget. Ada makhluk baru yang lahir ke dunia dan keadaan dunia sedang kacau balau. Gimana ya masa depan anakku nanti, ide figur astronot itu akhirnya muncul," sambung Iwan.
Dia menyimbolkan astronot sebagai sebuah simbol yang memiliki ambisi tinggi. Manusia, lanjut dia, menjadi makhluk paling berambisi.
"Kebetulan karakter ini muncul pas pandemi, helm yang menyerupai astronot tapi aku menggambarkannya memakai masker antiradiasi bentuknya, untuk menghadapi dunia yang kacau balau ini," tegasnya.
Dalam setiap karyanya, Iwan Suastika pun menyelipkan figur hewan buas dalam kritikannya tentang kondisi sosial dan lingkungan.
"Seperti kontradiksi ya," ucapnya sembari tertawa.
Sejak 2011, Iwan Suastika sudah aktif menggelar pameran tunggal dan kolektif. Lulusan Desain Komunikasi Visual Grafis ISI Yogyakarta ini juga pernah menerima penghargaan Silver Award oleh UOB search Painting of the year 2014.
The Man who Carried a Mountain adalah lawatan duka ekologis yang disajikan dengan corak surealistik berbalutkan imajinasi metaforis diatas kanvas dan karya patung yang digarap Iwan Suastika sepanjang tahun 2022 hingga pertengahan tahun 2023. Alam hayati dihadirkan berevolusi dalam fitur-fitur imajinatif secara tragis dan paradoksal. Karya-karya ini seraya ingin menggulirkan pertanyaan di ruang publik dan menggugah kita bersama - Apa yang akan kita wariskan kepada generasi selanjutnya?
Simak Video "Tarzan, Tessy hingga Roy Marten Dukung Ganjar di Pilpres 2024"
(tia/dar)