Tanah Kalimantan memiliki sejuta kisah mistis yang masih terjaga keasliannya sampai sekarang. Salah satunya adalah cerita mengenai parang maya yang dikenal sebagai ilmu tanpa melukai lawan dari jarak jauh. Ilmu ini mirip seperti santet
Achmad Benbela yang sukses menulis cerita tentang Kuyang, kini mengangkat kisah tentang Parang Maya. Kisahnya dibukukan oleh penerbit Gagasmedia dan sudah rilis sejak pertengahan Desember 2022.
Kepada detikcom, pria asal Sampit, Kotawaringin Timur, itu menceritakan mendengar kisah Parang Maya dari kerabat di sekitarnya. Ada empat orang yang mengisahkannya dan terinspirasi oleh based on true story.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Teror Kuyang Bakal Menghampirimu |
"Parang Maya ini seperti santet kalau dalam Jawa, istilah ini ada di tanah Kalimantan. Biasanya ilmu ini digunakan tujuannya untuk menyakiti orang lain, biasanya luka seperti tebasan pisau itu nggak kelihatan, karena ada di dalam tubuh," ungkap Achmad Benbela ketika diwawancarai detikcom, Selasa (10/1/2023).
Kata 'parang' artinya adalah senjata tajam dan 'maya' adalah sesuatu hal yang tidak terlihat.
"Aslinya perang maya itu menggunakan media parang yang dibakar trus dikasih mantra tertentu, terbang, menghilang, dan akan menyakiti korbannya. Akhirnya kan semua jenis santet itu ada parang maya dan banyak jenisnya dari yang ringan sampai berat," sambungnya.
Menurut keterangan Benbela, misteri sekaligus adat istiadat mengenai parang maya ini sering didengarnya dari daerah Barito. Di awal rencana, ia ingin mengangkat ritual penyembuhan suku Dayak yang disebabkan oleh hal-hal gaib dan salah satunya misteri soal parang maya.
"Saya dapat cerita dari 4 atau 5 narasumber yang punya pengalaman lalu saya kemas menjadi satu cerita utuh. Ada yang orang tuanya meninggal karena konflik dengan orang lain. Di malam ke-40 sakit, tahu-tahu meninggal dan setelah dicari tahu ada yang mencelakainya," ungkap Benbela.
Baca juga: Cerita Pengalaman Bertemu Kuyang |
Ada juga cerita tentang warga Kalimantan yang berhasil disembuhkan dengan cara 'dimandikan' oleh salah satu tetua suku Dayak. Dari tubuhnya keluar potongan kayu ulin.
Kisah lainnya adalah orang biasa yang sakit setelah bertandang ke rumah orang lain dan di bagian alat vitalnya keluar ulat atau belatung. Baru sembuh setelah 'dimandikan' oleh tetua adat setempat.
(Baca halaman berikutnya soal Parang Maya)
Simak Video "Video: aespa Resmi Comeback dengan Lagu 'Dirty Work'"
[Gambas:Video 20detik]